Skip to main content

BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Model Analytic Hierarchy Process Pada Ev aluasi Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Bidik Misi: Studi Kasus Kopertis Wilayah IV

loading...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengatur setiap warga Negara Republik Indonesia berhak mendapatkan pengajaran sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 31 (1). Sehingga Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu upaya tersebut, setiap peserta didik pada satuan pendidikan berhak mendapatkan bantuan biaya pendidikan bagi mereka yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi serta berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi, khususnya di tingkat perguruan tinggi. Diantara program pemerintah tersebut diantaranya yakni Program Bidik Misi.
  Bidik Misi adalah program pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2010, tujuannya untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 117 perguruan tinggi penyelenggara. Jumlah peminat Program Bidikmisi menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, untuk tahun 2016 tercatat sebanyak 416.428 pelamar tetapi hanya sekitar 75.000 saja yang bisa diakomodir karena keterbatasan anggaran pemerintah.
Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan, berbeda dari beasiswa yang berfokus pada memberikan penghargaan atau dukungan dana terhadap mereka yang berprestasi, bidikmisi berfokus kepada yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi (lihat penjelasan Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi). 
Misi dari program Bidikmisi yakni :
1.    Menghidupkan harapan bagi masyarakat tidak mampu secara ekonomi namun mempunyai potensi akademik baik untuk dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi;
2.    Memberikan akses bagi masyarakat kurang mampu tapi memiliki potensi akademik yang baik untuk menjadi sumber daya manusia yang memiliki nilai-nilai kebangsaan, patriotisme, cinta Tanah Air, dan semangat bela negara;
3.    Memberikan kesempatan bagi masyarakat kurang mampu tapi memiliki potensi akademik yang baik untuk ikut berperan serta dalam meningkatkan daya saing bangsa di era kompetisi global, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah diratifikasi oleh seluruh Negara ASEAN.
Persyaratan calon penerima beasiswa bidikmisi adalah sebagai berikut:
1.    Siswa SMA/SMK/MA atau bentuk lain yang sederajat yang akan lulus pada tahun 2017;
2.    Lulusan tahun 2016 yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing-masing perguruan tinggi; 3. Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah 21 tahun;
4.    Tidak mampu secara ekonomi dengan kriteria:
a.       Siswa penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM) atau Pemegang Kartu
Indonesia
Pintar (KIP) atau sejenisnya; atau
b.      Pendapatan kotor gabungan orang Tua/Wali (suami istri) maksimal sebesar Rp3.000.000,00 per bulan dan atau pendapatan kotor gabungan orangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga maksimal Rp750.000,00 setiap bulannya.
5.    Pendidikan orang Tua/Wali setinggi-tingginya S1 (Strata 1) atau Diploma 4;
6.    Memiliki potensi akademik baik berdasarkan rekomendasi objektif dan akurat dari
Kepala Sekolah;
7.    Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu diantara PTN atau PTS dengan ketentuan:
a.       PTN dengan pilihan seleksi masuk:
1. Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN); 2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMTPN);
3. Seleksi mandiri PTN.
b.      Politeknik, UT, dan Institut Seni dan Budaya
c.       PTS sesuai dengan pilihan seleksi masuk.
Sesuai dengan pedoman bidikmisi yang diterbitkan oleh ditjen belmawa dikti, bahwa Kuota PTS melalui seleksi mandiri ditetapkan oleh Kopertis berdasarkan : (1) jumlah program studi yang memenuhi persyaratan akreditasi;  (2) Kondisi geografis, karakteristik sosial ekonomi sekitar perguruan tinggi untuk kekhususan daerah 3T; dan (3) ketaatan perguruan tinggi terhadap azas pengelolaan yang baik. Kuota Kopertis ditentukan oleh Ditjen Belmawa dengan pertimbangan: (1) jumlah program studi yang memenuhi syarat akreditasi; (2) jumlah perguruan tinggi yang taat azas; dan (3) Kemampuan Ekonomi wilayah
Pada penelitian ini dilakukan penyusunan model keputusan dalam penentuan kuota bidikmisi perguruan tinggi dengan mengolah dan mengevaluasi data bidik misi dari perguruan tinggi penyelenggara program Bidik Misi, dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diharapkan hasil yang dicapai melalui model ini akan memberikan hasil keputusan yang lebih tepat sebagai pertimbangan kopertis dalam penetapan perguruan tinggi swasta yang akan menerima kuota bidik misi.
Pertimbangan penggunaan AHP dalam penelitian ini karena AHP merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok–kelompoknya, dengan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif.. Dengan kemampuan tersebut diharapkan AHP dapat melakukan evaluasi terhadap kriteria-krieria yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan mampu memperkirakan perguruan tinggi penyelenggara program Bidik Misi secara lebih akurat. Untuk bisa menghasilkan model keputusan dalam penelitian ini maka perlu diuraikan terlebih dahulu tahapan dalam menghasilkan sebuah model keputusan dalam mekanisme beasiswa bidikmisi.

2.1.1. Proses Pengambilan Keputusan

Merupakan proses sejak identifikasi masalah sampai pemilihan solusi terbaik inilah yang disebut proses pengambilan keputusan (Putro dan Tjakraatmadja, 1998). Jika keputusan yang diambil tersebut perlu dipertanggungjawabkan kepada orang lain atau prosesnya memerlukan pengertian pihak lain, maka perlu untuk diungkapkan sasaran yang akan dicapai berikut kronologi proses pengambilan keputusannya (Mangkusubroto dan Tresnadi, 1987). 
Proses pengambilan keputusan didalam kehidupan organisasi adalah suatu proses yang selalu terjadi, dimana hal ini mempunyai denyut nadi jalannya organisasi tersebut (Sudirman, 1998). Pengambilan keputusan didalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus-menerus dari seluruh organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik melalui pendekatan yang bersifat individual/kelompok, sentralisasi/desentralisasi, partisipasi/ tidak berpartisipasi maupun demokratis/consensus (Suryadi dan Ramadhani, 1998). 
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan, yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui makanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. 
Pengambilan keputusan merupakan proses yang bertahap, sejak proses identifikasi masalah (mencatat, mendiagnosa dan mendifinisikan masalah, mencari dan memilih solusi dan pada akhirnya menerapkan keputusan) yang dilakukan setiap hari baik oleh indivudu, kelompok atau perusahaan.

2.1.2. Model Keputusan

Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara factorfaktor yang terlibat. 
Model proses pengambilan keputusan menurut Simon (1960) terbagi tiga yaitu: 
1.  Intelligence  
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukkan diperoleh, diproses dan diuju dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.  Design  
Tahap ini merupakan proses menemukkan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang yang bias dilakukan. Tahap ini meliputiproses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
3.  Choice  
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. 

2.1.3. Metode Analisis AHP

Proses hirarki analitis atau disingkat AHP adalah suatu pendekatan pengambilan keputusan yang dirancang untuk membantu pencarian solusi dari berbagai permasalahan multikriteria yang kompleks dalam sejumlah ranah aplikasi. Metoda ini telah didapati sebagai pendekatan yang praktis dan efektif yang dapat mempertimbangkan keputusan yang tidak tersusun dan rumit. Hasil akhir AHP adalah suatu ranking atau pembobotan prioritas dari tiap alternatif keputusan atau disebut elemen. Secara mendasar, ada tiga langkah dalam pengambilan keputusan dengan AHP, yaitu: membangun hirarki, penilaian; dan sintesis prioritas. 
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang terbaik. Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-alternatif, penenetapan nilai kemungkinan untuk variabel aleatori, penetap nilai, persyaratan preferensi terhadap waktu, dan spesifikasi atas resiko. Betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun terperincinya penjajagan nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap melingkupi adalah dasar pembandingan berbentuk suatu kriteria yang tunggal. 
Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah memiliki sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya dan diatur menjadi suatu bentuk hirarki. 
Kelebihan AHP dibandingkan dengan lainnya adalah : 
1.      Struktur yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam 
2.      Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan 
3.      Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 
Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif. 

2.1.4. Prinsip Dasar Pemikiran AHP

 AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty. Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, ada tiga prinsip yang mendasari pemikiran AHP, yakni : prinsip menyusun hirarki, prinsip menetapkan prioritas, dan prinsip konsistensi logis yang diimplementasikan melalui tiga langkah pengambilan keputusan, yaitu : membangun hirarki, penilaian; dan sintesis prioritas dapat dilihat pada Gambar 2.1. 
Gambar 2.1. Cakupan Model AHP
                Prinsip     menyusun    hirarki     adalah     dengan     menggambarkan    dan
menguraikan secara hirarki, dengan cara memecahakan persoalan menjadi unsurunsur yang terpisah-pisah. Caranya dengan memperincikan pengetahuan, pikiran kita yang kompleks ke dalam bagian elemen pokoknya, lalu bagian ini ke dalam bagian-bagiannya, dan seterusnya secara hirarkis. 
Langkah ini bertujuan memecah suatu masalah yang kompleks disusun menjadi suatu bentuk hirarki. Suatu struktur hirarki sendiri terdiri dari elemenelemen yang dikelompokan dalam tingkatan-tingkatan (level). Dimulai dari suatu sasaran pada tingkatan puncak, selanjutnya dibangun tingkatan yang lebih rendah yang mencakup kriteria, sub kriteria dan seterusnya sampai pada tingkatan yang paling rendah. Sasaran atau keseluruhan tujuan keputusan merupakan puncak dari tingkat hirarki. Kriteria dan sub kriteria yang menunjang sasaran berada di tingkatan tengah. Dan, alternatif atau pilihan yang hendak dipilih berada pada level paling bawah dari struktur hirarki yang ada.
Menurut Saaty (2000), suatu struktur hirarki dapat dibentuk dengan menggunakan kombinasi antara ide, pengalaman dan pandangan orang lain. Karenanya, tidak ada suatu kumpulan prosedur baku yang berlaku secara umum dan absolut untuk pembentukan hirarki. Seperti yang dituliskan I Dewa Ayu Ngurah Alit Putri (2011) hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang kompleks dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemenelemen yang bersangkutan, menyusun elemenelemen tersebut secara hirarki dan akhirnya melakukan penilaian atas elemen tersebut sekaligus menentukan keputusan mana yang diambil. I Dewa Ayu Ngurah Alit Putri (2011) menuliskan untuk mengkuantitifkan pendapat kualitatif digunakan skala penilaian sehingga akan diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka/kuantitatif. Menurut Saaty (1986) untuk berbagai permasalahan skala 1 sampai dengan 9 merupakan skala terbaik dalam mengkualitatifkan pendapat, dengan akurasinya berdasarkan nilai RMS (Root Mean Square Deviation) dan MAD (Median Absolute Deviation).
Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang kompleks dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen yang bersangkutan, menyusun elemen-elemen tersebut secara hirarki dan akhirnya melakukan penilaian atas elemen tersebut sekaligus menentukan keputusan mana yang diambil. Proses penyusunan elemen secara hirarki meliputi pengelompokan elemen komponen yang sifatnya homogen dan menyusunan komponen tersebut dalam level hirarki yang tepat. Hirarki juga merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara komponen dan dampaknya pada sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling terkait tersusun dalam suatu sasaran utama (ultimate goal) turun ke sub-sub tujuan, ke pelaku (aktor) yang memberi dorongan dan turun ke tujuan pelaku, kemudian kebijakan-kebijakan, strategi-strategi tersebut.
Penjabaran tujuan hirarki yang lebih rendah pada dasarnya ditujukan agar memperolah kriteria yang dapat diukur. Walaupun sebenarnya tidaklah selalu demikian keadaannya. Dalam beberapa hal tertentu, mungkin lebih menguntungkan bila menggunakan tujuan pada hirarki yang lebih tinggi dalam proses analisis. Semakin rendah dalam menjabarkan suatu tujuan, semakin mudah pula penentuan ukuran obyektif dan kriteria-kriterianya. Akan tetapi, ada kalanya dalam proses analisis pangambilan keputusan tidak memerlukan penjabaran yang terlalu terperinci. Maka salah satu cara untuk menyatakan ukuran pencapaiannya adalah menggunakan skala subyektif. 
Dasar berpikir metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Saaty tahun 1988, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.  Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan AHP

Intensitas
Kepentingan


Keterangan
1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2.  Susunan Matrik Berpasangan AHP

A1

A2
A3
A1
1



A2

1


A3



1

Skala perbandingan berpasangan didasarkan pada nilai–nilai fundamental AHP dengan pembobotan dari nilai 1 untuk sama penting sampai 9 untuk sangat penting sekali sesuai dengan Tabel 2.1 (Skala Matrik Perbandingan Berpasangan). Dari susunan matrik perbandingan berpasangan dihasilkan  sejumlah prioritas yang merupakan pengaruh relatif sejumlah elemen pada elemen di dalam tingkat yang ada diatasnya. Perhitungan eigen vector dengan mengalikan elemen-elemen pada setiap baris dan mengalikan dengan akar n, dimana n adalah elemen. Kemudian melakukan normalisasi untuk menyatukan jumlah kolom yang diperoleh.   Dengan  membagi  setiap  nilai dengan  total nilai pembuat  keputusan bisa menentukan tidak hanya urutan ranking prioritas setiap tahap perhitungannya tetapi juga besaran prioritasnya. Kriteria tersebut dibandingkan berdasarkan opini setiap pembuat keputusan dan kemudian diperhitungkan prioritasnya. 


Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut: 
a.       Hubungan kardinal : aij . ajk = ajk 
b.      Hubungan ordinal : Ai>Aj>Aj>Ak, maka Ai>Ak 
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut: 
1.      Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya jika apel lebih enak 4 kali dari jeruk dan jeruk lebih enak 2 kali dari melon, maka apel lebih enak 8 kali dari melon 
2.      Dengan melihat preferensi transitif, misalnya apel lebih enak dari jeruk, dan jeruk lebih enak dari melon, maka apel lebih enak dari melon 
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.
Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsisten < 0.1. nilai CR < 0.1 merupakan nilai yang tingkat konsistensinya baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian nilai CR merupakan ukuran bagi konsistensi suatu komparasi berpasangan dalam matriks pendapat. Jika indeks konsistensi cukup tinggi maka dapat dilakukan revisi judgement, yaitu dengan dicari deviasi RMS dari barisan (aij dan Wi / Wj ) dan merevisi judgment pada baris yang mempunyai nilai prioritas terbesar 
Memang sulit untuk mendapatkan konsisten sempurna, dalam kehidupan misalnya dalam berbagai kehidupan khusus sering mempengaruhi preferensi sehingga keadaan dapat berubah. Jika buah apel lebih disuka dari pada jeruk dan jeruk lebih disukai daripada pisang, tetapi orang yang sama dapat menyukai pisang daripada apel, tergantung pada waktu, musim dan lain-lain. Namun konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan perioritas untuk setiap unsur adalah perlu sehingga memperoleh hasil yang sahih dalam dunia nyata. Rasio ketidak konsistenan maksimal yang dapat ditolerir 10 %. 
Dalam metode AHP terdapat proses perhitungan pembobotan, perhitungan pembobotan ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu dengan menghitung Eigenvector dan Eigenvalue Maksimum, kemudian dilakukan pengujian rasio konsistensi dari matriks yang dihasilkan untuk mengetahui apakah matriks tersebut dapat diterima atau tidak.
Prosedur perhitungan vektor dan nilai eigen dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2. Perhitungan vektor dan nilai eigen
Indeks konsistensi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 
CI = (Emaks – n) ..................................................... (2.1) n – 1  Keterangan: 
Emaks = nilai eigen maksimum dari vektor eigen  n = jumlah ordo matriks 
Dengan menggunakan nilai CI, selanjutnya dihitung nilai rasio konsistensi, dengan rumus sebagai berikut: 
CR= CI ..................................................................... (2.2)   RI dimana CI adalah indeks konsistensi dan RI adalah indeks konsistensi acak yang dapat dilihat di Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Indeks Konsistensi Acak Rata-Rata Berdasarkan pada Ordo Matriks
Ukuran Matriks
Indeks Konsistensi Acak (RI)
1
0
2
0
3
0,52
4
0,89
5
1,11
6
1,25
7
1,35
8
1,40
9
1,45
10
1,49
Sumber: Saaty, T. L., 2000 

2.1.5. Populasi

                Menurut          Sugiyono         (2008:115),     Populasi          adalah wilayah generalisasi  terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 

2.1.6. Sampel

Menurut Sugiyono (2013:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Arikunto (2013:174) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sample penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. 

2.2. Penelitian Terkait

Agus Apriyanto (2008) membuat model perbandingan kelayakan jalan beton dan aspal dengan metode AHP pada bidang teknik sipil dengan studi kasus Jalan Raya Demak – Godong. Penelitian ini mengambil data dari responden seperti Dinas Bina Marga, konsultan, pengajar pergruan tinggi, kontraktor dan masyarakat umum yang berada di sekitar jalan raya Demak - Godong. Tujuan dibuatnya model ini agar dapat dibandingkan secara kualitatif kelayakan jalan antara konstruksi beton dan konstruksi aspal berdasarkan faktor-faktor teknis dan non teknis dengan menggunakan metode AHP. Tujuan dasar pada penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan konstruksi jalan beton dibanding jalan aspal untuk kasus jalan antar kota Demak – Godong. 
Doraid Dalalah (2010) merancang metode dan perangkat lunak untuk membantu memilih tipe crane terbaik di lokasi konstruksi. Model penelitiannya membangun struktur AHP dengan pohon kriteria hirarkis dan alternatif untuk mempermudah pengambilan keputusan. Tiga jenis crane alternatif yang dipertimbangkan, yakni Tower, Derrick dan Mobile crane. 
Kani Mahardika (2011) merancang penelitian pemilihan alternatif model kelembagaan pengelolaan tpa sampah regional dengan metode analytic hierarchy process (AHP) (studi kasus: TPA legognangka di kabupaten bandung). Fokus penelitiannya pada pemilihan alternatif model kelembagaan pengelolaan TPA legognangka. Tujuannya agar dapat mempertahankan TPA tersebut seefektif mungkin sehingga fungsi TPA Legoknangka akan menjadi optimal dan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pola kerjasama pengelolaan TPA Sampah Regional.
Ilma FathNurfirda (2012) membuat penelitian analisis industri untuk mendapatkan strategi pengembangan yang dapat digunakan sebagai acuan para pelaku industri dan pemerintah dengan tujuan meningkakan industri film indonesia menggunakan metode AHP. Penelitiannya berfokus pada analisis faktor melalui penyusunan pohon kriteria dan menyusun prioritas industri film yang dapat dikembangkan di Indonesia.
Nuludin Saepudin (2014) meneliti tentang perancangan aplikasi sistem pendukung keputusan penyeleksian penerima beasiswa bidikmisi pada universitas komputer indonesia menggunakan model AHP dan Topsis. Penelitian ini bertujuan pada perancangan dan pembangunan aplikasi SPK menggunakan AHP dan Topsis. Objek penelitian hanya berfokus pada pemilihan mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi di UNIKOM.
Dwi Satria Hardiyansa (2016) membuat penelitian berupa arahan pengembangan lahan bekas pertambangan timah dengan menggunakan metode AHP (Studi Kasus: Desa Terak, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah). Penelitiannya bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan lahan bekas pertambangan timah agar dapat digunakan kembali untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Sasaran penelitiannya yakni merumuskan kriteria untuk menentukan prioritas arahan pengembangan lahan bekas pertambangan timah di Desa Terak, Kecamatan Simpang Katis berdasarkan metode AHP.
Berikut ini beberapa Penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan seperti pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Daftar Penelitian Terdahulu
No
Peneliti/ Tahun
Judul
Persamaan
Perbedaan
1.
Agus Apriyanto
(2008)
Perbandingan  Kelayakan
Jalan Beton dan Aspal dengan Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus Jalan Raya
Demak -–Godong)
Metode, dan Tool yang digunakan
Data yang diolah dan Batasan
Penelitian
2.
Doraid Dalalah
(2010)
Application of the Analytic
Hierarchy Process (AHP) in
Multi-Criteria Analysis of the
Selection of Cranes
Metode yang digunakan
Data yang diolah dan Kedalaman analisis dan batasan penelitian
3.
Kani Mahardika
(2011)
Pemilihan Alternatif Model
Kelembagaan Pengelolaan
TPA sampah regional dengan metode analytic hierarchy
process (AHP) (studi kasus: TPA legognangka di kabupaten bandung)
Metode, dan Tool yang digunakan
Data yang diolah dan
kedalaman analisis
4.
Ilma
FathNurfirda
(2012)
Perancangan Strategi Industri
Film Indonesia menggunakan metoda SWOT-AHP
Metode, dan
Tool yang
Data yang diolah dan kedalaman
No
Peneliti/ Tahun
Judul
Persamaan
Perbedaan



digunakan
Analisis
5.
Nuludin Saepudin (2014)
 Perancangan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan 
Penyeleksian Penerima
Beasiswa Bidikmisi 
Pada Universitas Komputer
Indonesia 
Menggunakan Model Ahp
Dan Topsis
Metode, Tool yang
digunakan,
dan program bidikmisi
Objek          dan
kedalaman penelitian
6.
Dwi Satria
Hardiyansa
(2016)
 Arahan Pengembangan 
Lahan Bekas Pertambangan
Timah 
Dengan Menggunakan
Metode Ahp 
(Studi Kasus: Desa Terak,
Kecamatan Simpang Katis,
Kabupaten Bangka Tengah)
Metode, dan Tool yang digunakan
Data yang diolah dan kedalaman
Analisis

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan AHP sangat baik digunakan untuk melakukan pemodelan dengan jenis data dan tools yang berbeda
loading...

Comments

POSTINGAN POPULER

Biodata Lengkap Ceng Zam-Zam

 Asalamualaikum,. Hallo Sazam comunity dan para sobat-sobat ku, Sekarang saya mau menulis nieh beberapa Info dan Biodata Ceng zamzam, "Lupa sama temen tuh hal biasa, tapi kalo Lupa sama Ceng zamzam Mana Bisa?" bner gak? hhe.. jangan lupa yah mampir terus ke blog ini.. ya sudahlah Ayo kita Lihat-Lihat Nieh biodata dan Info tentang Ceng Zamzam   Nama Lengkap : Ahmad Zamzam Zainal Mutaqin  Nama Panggilan : Ceng zamzam Atau Azam  Kelas : 10 berinjak ke 11  Anak ke : 1 dari 3 bersaudara Hoby : Mengaji, Olahraga, dll Cita-Cita : Dokter atau Ilmuan T,T,L : Garut,05-Desember-1995 No HP : (0......) Nama Fb : Ceng Zamzam N.twitter : @Ceng Zamzam Alamat    :Kp.Babakan sukaluyu                  Desa.suka Mukti Rt/04 Rw/04                  Kec.Cilawu,Garut-Jawa barat,Indonesia N.pesantren Ceng Zamzam : Madrasah Ashidiqiyyah Prestasi Ceng zamzam : 1.Tahun 2008    Juara I Tilawah Anak-Anak Tingkat NASIONAL Pada FASI (Festival Anak Sholeh)_Di Bekasi 2.Tahun 2009

Sistem Monitoring Dan Pengendalian Beban Daya Listrik Solar Home System (SHS) Menggunakan Mikrokontroler VIA Internet Of Things (IOT)

Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan system monitoring dan pengendali beban solar home system (SHS) atau pembangkit listrik tenaga surya untuk perumahan. Fungsi dari sistem pengontrolan dan monitoring pada SHS ini yaitu untuk mempermudah pengguna dalam mengatur konsumsi daya yang digunakan sehingga pengguna dapat memaksimalkan pemakaian SHS. Blok diagram merupakan gambaran dasar dari sistem yang akan dirancang. Blok diagram ini dibuat agar mempermudah memahami cara kerja dari sistem yang telah dibuat. Gambar  1. Blok Diagram Sistem Monitoring dan Kontrol SHS     Garis yang berwarna merah merupakan system kerja dari solar home sytem, sedangkan garis yang berwarna biru merupakan alur sistem control dan monitoring SHS. Secara sederhana cara kerja dari solar home system ini adalah sebagai berikut:  1. Panel Surya Panel surya akan mengubah sinar matahari yang mengenai setiap sel surya menjadi arus dan tegangan, namun nilainya tidak konstan. Besar kecil

SAKADANG PEUCANG JEUNG BUAYA

Sakadang Buhaya keur moyan di sisi walungan. Jol sakadang Peucang. “Rék naon Sakdang Peucang ka dieu? Rék maling cai, nya? Di leuweung euweuh cai. Da halodo banget.” Jawab Peucang, “Kuring mah tara nginum deui cai walungan. Komo ayeuna keur saat. Nya teu ngeunah nya loading... kiruh. Ayeuna mah nginum téh cai kalapa. Nya beresih nya ngeunah. Amis.” “Rék naon atuh kadieu?” cék Buhaya. Omong Peucang, “Tadina mah rék ngalalajoan kulit sampéan. Resep ting gareret, hérang. Komo mun katojo ku panonpoé. Euweuh baé nu kulitna alus saperti kulit sampéan. Ngan geuning bet kotor. Pinuh ku leutak.” Omong Buhaya, “Walungan saat. Kuring teu bisa teuteuleuman pikeun meresihan tonggong.” “Emh, lebar. Kulit saalus-alus jadi kotor. Kumaha mun diberesihan ku kuring” ceuk Peucang. “Nya sukur baé ari daek mah,” jawab Buhaya, “kumaha caranya?”, ceuk Buhaya keneh “Kulit tonggong sampéan dikumbah ku kuring. Tapi caina kudu anu beresih. Tuh di tengah!, ceuk Peucang “Pek atuh. G

Bagaimana Cara Membuat CNC dengan menggunakan Arduino

Membuat CNC dengan menggunakan Arduino Proyek ini adalah tentang Bagaimana membuat mesin CNC mini dari OLD SCRAP DVD Drives menggunakan Arduino sebagai otak dari mesin CNC mini ini dan L293D Motor shield digunakan sebagai driver penggerak motor itu sendiri. Sangat menakjubkan melihat bagaimana mesin kecil ini menggambar gambar dengan sangat baik dengan akurasi yang baik. Pada dasarnya semua gambar yang ingin Anda gambar dengan mesin ini perlu dikonversi dalam file Gcode menggunakan INKSCAPE SOFTWARE. aliran Gcode ini pada arduino melalui pemrosesan program GCTRL. dan L293D Perisai motor sesuai dengan instruksi motor stepper cara memindahkan, menggabungkan dan menyinkronkan gerakan steppers berakhir dengan gambar yang bagus. Mesin ini memiliki dua sumbu X-AXIS & Y-AXIS. Sumbu X adalah merencanakan, kertas ditempatkan pada sumbu X. Sumbu Y memegang pulpen. Untuk lebih jelasnya anda dapat melihat gambar ilustrasi di bawah ini!!! Untuk lebi

PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA

MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA I. TUJUAN Mahasiswa mampu menyusun filter digital dan melakukan pemfilteran pada sinyal wicara II.DASAR TEORI 2.1. Filter IIR Yang perlu diingat disini bahwa infinite inpulse response (IIR) dalam hal ini bukan berarti filter yang bekerja dari nilai negatif tak hingga sampai positif tak hingga.Pengertian sederhana untuk infinite impulse respon filter disini adalah bahwa output filtermerupakan fungsi dari kondisi input sekarang, input sebelumnya dan output di waktu sebelumnya. Konsep ini kemudian lebih kita kenal sebagai recursive filter , yang manamelibatkan proses feedback dan feed forward . Dalam bentuk persamaan beda yangmenghubungkan input dengan output dinyatakan seperti persmaaan (1) berikut ini.      …… (1) dimana: - { b k } koefisien feed forward - { a l } koefisien feed back - banyaknya (total koefisien) = M+N+1 - N ditetapkan sebagai orde filter IIR Untuk merealisasikan ke dalam sebua

Ebook Gratis Pengolahan Citra

PRINSIP KERJA GENERATOR BESERTA KONSTRUKSI SISTEMNYA

Berikut ini merupakan pembahasan tentang generator, pengertian generator, generator arus bolak balik, generator arus searah, pengertian alternator, macam-macam generator, jenis-jenis generator, cara kerja generator listrik, cara kerja mesin genset, cara kerja generator ac, prinsip kerja generator dc, prinsip kerja generator ac. Pengertian Generator Alat-alat elektronika, seperti televisi, setrika, radio, lemari es, dan lampu memerlukan energi listrik dapat bekerja. Nah, listrik dihasilkan oleh mesin pembangkit listrik yang dinamakan generator (genset) atau dinamo. Apakah generator itu? Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik atau energi gerak menjadi energi listrik. Generator menghasilkan arus listrik induksi dengan cara memutar kumparan di antara celah kutub utara-selatan sebuah magnet. Jika kumparan diputar, jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan akan berubah-ubah sesuai dengan posisi kumparan terhadap magnet. Perubahan jumlah garis ga

CONTO DONGENG SASAKALA

Conto dongeng sasakala Di handap ieu aya sababaraha rupa conto dongeng sasakala di Bahasa sunda. Pek kuhidep klik link di handap ieu sangkan bisa maca carita dina tiap-tiap judul: 1.        Sasakala Gunung Tangkuban Parahu 2.          SasakalaSitu Bagendit 3.          Sasakala Talaga Warna 4.          Sasakala Gunung Gajah 5.        Sasakala Ratna Inten Déwata 6.          Sasakala Cika-Cika Di Cianjur 7.          Sasakala Hayam Pelung 8.          Sasakala Kuda Kosong 9.          Sasakala Béas Pandanwangi 10.      Sasakala Lembur Sabadar 11.      Sasakala Kampung Sodong 12.      Sasakala Leuwi Batok jeung Asal-Usul Cianjur 13.    Sasakala Ciguriang, 14.      Sasakala Cikalong 15.      Sasakala Gunteng, 16.      Sasakala Pasir Panglay, 17.      Sasakala Hegar Manah 18.    Sasakala Gang Laksana 19.    Sasakala Kampung Samolo 20.    Sasakala Kampung Warung Jambu 21.    Sasakala Rancagoong 22.      Sasakala Lembur Cimaja,

soal-soal beserta jawaban teknik tenaga listrik UNIKOM

SOAL SOAL  TRANSMISI: 1.   Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi, Jelaskan alasan2nya. Jawab: Beberapa alasan Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi , yaitu: a.   Bila tegangan dibuat tinggi maka arus listriknya menjadi kecil. b.   Dengan arus listrik yang kecil maka ener gi yang hilang pada kawat transmisi (energi     disipasi) juga kecil. c.    J uga dengan arus kecil cukup digunakan    kawat berpenampang relatif lebih kecil, sehingga lebih ekonomis. 2.   Sebutkan komponen utama saluran transmisi. (minimal 4 buah) Jawab:     Komponen-komponen utama : a.   Menara/tiang Transmisi b.   Isolator c.    Kawat Penghantar (Conductor) d.   Kawat Tanah (Ground wire) 3.   Sebutkan kelebihan dan kekurangan Saluran Udara (Overhead Lines) dibanding Saluran Kabel Tanah (Underground Cable). Jawab: Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi dibagi menjadi dua katego

Membuat WIFi Control Arduino Robot Car

Membuat Wifi Control Arduino Robot car NodeMCU ESP8266 dalam mode access point: cara termudah untuk membuat Mobil Robot yang Dikendalikan Wi-Fi dari Bluetooth Arduino Robot Car + Android App. Sebelum anda membuat robot tersebut pertama yang harus anda persipkan adalah 1.       NodeMCU ESP8266 Breakout Board 2.       Arduino UNO dan Genuin UNO 3.       Breadboard generic 4.       Driver motor 5.       Chasis robot 6.       LED 7.       Resistor 221 ohm 8.       Kabel jumper 9.       Batu baterai Dalam proyek saya Smartphone Controlled Arduino 4WD Robot Car Saya mempresentasikan mobil robot Arduino 4WD yang dikontrol smartphone atau robot Bluetooth Arduino . Kemudian saya memutuskan untuk membuat mobil robot yang dikendalikan Wi-Fi dari kamera yang dikontrol Bluetooth. Untuk tujuan ini saya hanya melepas modul Bluetooth dan menambahkan NodeMCU dengan koneksi kawat yang sama (App Andriod yang sesuai sudah dibuat). Dibawah ini ada beberapa blok diagr