loading...
Simulasi Kompresor Tunggal
Pada bagian ini,
sebuah sensor tekanan PE1 (I:1/02) akan digunakan untuk mengendalikan operasi
motor kompresor (O:2/0). Pada layar, sensor tekanan ini memiliki dua buah
masukan yaitu masukan angka pada latar berwarna biru (atas) dan latar berwarna
putih (bawah). Masukan angka pada latar berwarna biru adalah nilai batas atas tekanan yang ingin dicapai.
Sedangkan masukan angka pada latar berwarna putih adalah jangkauan toleransi turunnya tekanan. Setlah batas atas tekanan
adalah 42 (Psi) dan jangkauan toleransi 20 (Psi) sehingga seperti gambar
berikut.
Cara kerja sensor
tekanan PE1 ini adalah sebagai berikut.
·
Keadaan
awal keluaran sensor I:1/02 adalah bernilai 0.
·
Jika
MOTOR O:2/00 dihidupkan, maka nilai tekanan kompresor akan naik (nilai tekanan kompresor
ditampilkan pada kotak angka dibawah MOTOR O:2/00 yaitu kotak yang bersatuan
PSI).
·
Jika
tekanan kompresor naik hingga batas atas I:1/02 maka keluaran sensor I:1/02
akan bernilai 1.
·
Jika
MOTOR O:2/00 dimatikan setelah batas atas tersebut tercapai, maka tekanan kompresor
akan turun.
·
Saat
tekanan kompresor turun (sebagai contoh menjadi 40, 38, 30 / dibawah nilai 42)
maka keluaran sensor I:1/02 masih tetap bernilai 1.
·
Barulah
setelah tekanan sensor berada dibawah (batas atas – jangkauan toleransi = 42 –
20 = 22) barulah keluaran sensor I:1/02 menjadi bernilai 0 kembali.
Setelah Anda memahami cara kerja dari sensor
tekanan tersebut, desainlah program yang akan melakukan proses-proses berikut
ini.
·
Sewaktu tombol START (I:1/1)
ditekan, MOTOR O:2/00 harus aktif. Jika tombol START dilepas, MOTOR tetap
harus aktif.
·
MOTOR
O:2/00 akan aktif hingga batas atas Sensor PE1 tercapai.
·
Setelah
batas atas Sensor PE1 tercapai, maka MOTOR O:2/00 akan mati dan tetap akan mati
hingga tekanan turun dibawah nilai batas atas sensor-jangkauaan toleransi. Maka
gunakan keluaran Sensor PE1 untuk mencapai tujuan ini.
·
Proses
harus dapat dihentikan dan dimulai kembali dengan menggunakan tombol START dan STOP.
·
Lampu
RUN akan menyala selama sistem beroperasi.
Dua Kompresor Bekerja Bergantian saat
Beban Ringan
Sebenarnya
terdapat dua motor yang dapat digunakan untuk memampatkan udara didalam kompresor,
yaitu MOTOR O:2/00 dan MOTOR #2 O:2/01.
Pada bagian ini,
Anda diminta membuat program agar kedua motor dapat bekerja bergantian dalam
memampatkan tekanan kompresor. Adanya dua motor yang bekerja bergantian ini
bertujuan untuk membagi beban kerja dan memberi kesempatan untuk pendinginan
bagi setiap motor saat motor yang lain bekerja (maka diharapkan sistem dapat
lebih tahan lama bekerja).
Set batas atas I:1/02 (saklar tekanan PE1) menjadi 42 dan jangkauan toleransinya 20. Untuk bagian ini Anda cukup menggunakan satu sensor tekanan saja yaitu
PE1.
Sesuaikan
kecepatan aliran keluaran kompresor menjadi 50 % seperti yang terlihat digambar
diatas.
Pada bagian ini
buatlah program agar bekerja sebagai berikut.
·
Lampu RUN akan menyala selama sistem beroperasi
·
Proses ini dapat dihentikan dan dijalankan
kembali menggunakan tombol STOP dan tombol START
·
Jika rentang tekanan pada compressor berkisar
antara 22 hingga 42 maka MOTOR 1 O:2/00 dan MOTOR 2 O:2/01 akan bekerja
bergantian :
o Motor
1 akan bekerja terlebih dahulu. Kemudian setelah tekanan mencapai 42 maka motor
akan mati.
o Tekanan
lalu akan turun. Setelah tekanan mencapai nilai 22 maka motor 2 akan hidup.
o Saat
motor 2 hidup, maka tekanan kompresor
akan naik kembali. Setelah mencapai 42 maka motor 2 mati. Setelah tekanan turun
kembali menjadi 22, maka Motor 1 yang kembali dihidupkan. Dan seterusnya.
Setelah selesai
membuat program, download program ke PLC dan ujilah operasinya.
Dua Kompresor Bekerja untuk Beban Besar
Menggunakan
program yang Anda buat pada Latihan 2, coba jalankan program saat kecepatan
aliran keluaran sistem 50% hingga tekanan batas atas sensor tekanan tercapai
(42). Saat motor mati dan tekanan turun, ubahlah kecepatan aliran keluaran sistem menjadi 90%
atau 100% dan amati efeknya. Anda akan memahami bahwa pada saat kecepatan
aliran keluaran tinggi, maka sebuah motor saja tidak akan cukup untuk mensuplai
kebutuhan sistem. Saat kecepatan aliran keluaran tinggi, maka walaupun sebuah
motor berjalan, tetapi tekanan kompresor akan tetap turun. Maka saat kecepatan
aliran keluaraan tinggi, Anda akan memerlukan kedua motor untuk bekerja
bersamaan.
Set batas atas I:1/03 (sensor tekanan PE2) menjadi 40 dan deltanya 20. Set kecepatan aliran keluaran sistem menjadi
100%.
Sensor tekanan
PE2 akan mendeteksi ketika tekanan kompresor turun dibawah seting minimum yaitu
20 Psi. Tekanan kompresor dapat turun dibawah seting minimum akan terjadi jika
sebuah kompresor tidak mampu memenuhi kebutuhan suplai sistem sehingga tekanan kompresor
akan terus menurun.
Gunakanlah
keluaran dari sensor tekanan PE2 untuk mendeteksi jika tekanan turun dibawah
seting minimum sensor PE2 (20 Psi), maka kedua kompresor harus bekerja
bersamaan hingga tekanan tangki penuh (tekanan batas atas sensor PE1 tercapai).
Kemungkinan,
hasil modifikasi program Anda akan membuat kedua kompresor aan bekerja
bersamaan ketika sistem dimulai pertama kali (yaitu jika sistem dimulai saat
tekanan kompresor dibawah 20 Psi). Hal ini tentu menguntungkan karena kan
mengurangi waktu yang diperlukan oleh sistem untuk membuat tekanan tangki
penuh. Pastikanlah bahwa sistem yang Anda buat akan bekerja seperti itu.
Setelah program
Anda selesai, downloadlah program ke PLC dan ujilah operasi program pada kecepatan
aliran keluaran sistem 50% dan 100%. Saat pengisian dengan beban 50%,
seharusnya kompresor akan bekerja bergantian. Sedangkan saat pengisian dengan
beban 100%, seharusnya kedua kompresor akan bekerja bersamaan saat tekanan
turun dibawah 20 Psi.
Mendeteksi saat sebuah Kompresor tidak
cukup
Jalankan program
Anda dan ketika mencapai tekanan batas atas (42 Psi) lalu motor mati, gantilah
kecepatan aliran keluaran sistem menjadi 78 %, 80 % dan 82 %, serta amatilah
hasilnya. Anda akan mengamati bahwa ketika beban kompresor mencapai beban
maksimum yang mampu dipenuhi oleh sebuah motor (sebagai contoh untuk kecepatan
aliran keluaran sistem 80%), maka sangat mungkin suatu motor akan beroperasi
selama berjam-jam tanpa diperhatikan dan tidak ada waktu untuk pendinginan
(sebagai contoh saat beban 80% maka sebuah motor tidak dapat cukup untuk
menaikkan tekanan tangki kompresor).
Seberapa lama suatu
motor mampu beroperasi secara terus menerus dengan normal ? Hal ini akan
tergantung dengan perusahaan yang membuatya. Tetapi tujuan latihan ini adalah
untuk memastikan bahwa operasi yang berlebihan harus bisa dihindari.
Salah satu solusi
untuk masalah ini adalah dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh sebuah
kompresor untuk mencapai tekanan 42 Psi dari 22 Psi saat beban 50 % (bisa juga
disebut sebagai “waktu normal sebuah motor bekerja”). Jika beban dibawah 50%,
maka waktu bekerja motor tentu akan kurang dari “waktu normal sebuah motor
bekerja”. Sedangkan jika beban diatas 50%, tentu waktu bekerja motor akan lebih
dari “waktu normal sebuah motor bekerja”. Maka jika waktu bekerja sebuah motor
telah melebihi “waktu normal sebuah motor bekerja” ini, maka motor kedua harus
diaktifkan.
Metode lain untuk
menyelesaikan masalah ini adalah dengan cara mengukur lama waktu yang
diperlukan agar tekanan tangki turun dari 42 Psi menjadi 22 Psi saat beban 50 %
(bisa juga disebut sebagai “waktu normal pengosongan tangki”). Jika beban
dibawah 50% tentu waktu pengosongan tangki akan lebih lambat dari “waktu normal
pengosongan tangki”. Sedangkan jika beban diatas 50% maka waktu pengosongan
tangki tentu lebih cepat dari “waktu normal pengosongan tangki”. Jadi jika
waktu pengosongan tangki lebih cepat dari “waktu normal pengosongan tangki”
maka kedua motor harus diaktifkan.
Dari dua
alternatif solusi diatas, Anda mungkin akan menemukan kekurangan dari
masing-masing solusi. Pada solusi pertama, motor pertama harus bekerja dahulu
selama “waktu normal” sebelum motor kedua akan membantu. Berbeda dengan solusi
kedua dimana motor kedua akan langsung membantu semenjak awal. Maka solusi
pertama bisa jadi akan membuat motor yang pertama kali bekerja menjadi lebih
panas karena waktu bekerjanya lebih lama.
Adapun pada
solusi kedua, kita menyebutnya sistem ini dapat mengantisipasi permintaan
beban, maka kelemahannya adalah sistem tidak dapat mendeteksi perubahan beban
saat motor sedang aktif. Sebagai contoh jika beban sistem 50%, maka proses
pengisian akan menggunakan sebuah motor dan waktu pengosongan tidak akan
melebihi “waktu normal pengosongan tangki” sehingga pada siklus pengisian selanjutnya
hanya akan ada sebuah motor yang diaktifkan. Jika saat sebuah motor ini
diaktifkan kemudian terjadi perubahan beban dari 50% menjadi 80% maka solusi
keduanya ini menghadapi jalan buntu. Motor kedua tidak akan pernah mendapat
perintah untuk membantu motor yang sedang aktif. Maka Anda perlu
mengombinasikan kedua alternatif solusi diatas.
Modifikasi
program Anda sehingga operasi dengan hanya sebuah motor terus menerus tidak
boleh terjadi. Kompresor harus bekerja bergantian jika beban 50% atau kurang.
Usahakan untuk membuat total waktu kerja tiap motor relatif sama dan hindari
siklus pendinginan motor yang terlalu pendek. Gunakan PE2 untuk mendeteksi jika
tekanan sistem menurun dibawah batas minimal yang ditentukan.
Set batas atas I:1/02 menjadi 42 dan jangkauan toleransinya 20.
Set batas atas I:1/03 menjadi 40 dan jangkauan toleransinya 20.
Buatlah program
agar bekerja sebagai berikut.
·
Lampu RUN akan menyala selama sistem beroperasi
·
Proses ini dapat dihentikan dan dijalankan
kembali menggunakan tombol STOP dan tombol START
·
Jika rentang tekanan pada compressor berkisar
antara 22 hingga 42 maka MOTOR 1 O:2/00 dan MOTOR 2 O:2/01 akan bekerja
bergantian :
o Motor
1 akan bekerja terlebih dahulu. Kemudian setelah tekanan mencapai 42 maka motor
akan mati.
o Tekanan
lalu akan turun. Setelah tekanan mencapai nilai 22 maka motor 2 akan hidup.
o Saat
motor 2 hidup, maka tekanan compressor akan naik kembali. Setelah mencapai 42
maka motor 2 mati. Setelah tekanan turun kembali menjadi 22, maka Motor 1 yang
kembali dihidupkan. Dst.
o Jika
tekanan jatuh hingga nilai 20 maka kedua motor harus dihidupkan bersama.
(Berarti beban kerja compressor tidak dapat ditangani oleh hanya satu motor).
[Terjadi jika flow keluaran compressor lebih dari 80]
·
Langkah berikut dibuat untuk mengantisipasi jika
flow keluaran compressor adalah 80. (Dapat menyebabkan satu motor bekerja terus
tanpa henti karena tekanan masukan sama dengan tekanan keluaran) :
o Jika
suatu motor telah bekerja melebihi waktu normal untuk mencapai tekanan penuh
(batas atas) pada flow keluaran 50 % atau 60 %, maka motor kedua harus
dihidupkan. (Cara 1)
o Ukurlah
waktu normal tekanan turun pada compressor dari maximum ke minimumnya (42 ke
22). Maka jika waktu penurunan tekanan compressor lebih cepat berarti
dibutuhkan dua motor yang selanjutnya bekerja. (Cara 2)
o Gabungkan
cara I dengan cara II. Kekurangan pada cara I adalah adanya waktu untuk motor
harus bekerja sendiri terlebih dahulu sedangkan kelemahan dari cara II adalah
tidak dapat mendeteksi jika perubahan flow terjadi setelah mencapai tekanan 22.
Perhatikan bahwa
pada “Dual Compressor Simulator” ini
terdapat selektor (A – B – C) dan terdapat seven segment display dengan alamat
O:4 (arahkan kursor Anda keposisi seven segment display, maka akan muncul “tooltip” bertulisan alamat dari seven
segment ini). Jika selektor terhubung ke A maka I:1/04 akan aktif. Jika
selektor terhubung ke B maka I:1/05 akan aktif. Dan jika selektor terhubung ke C maka I:1/06 akan aktif
Buatlah agar program Anda juga memenuhi
kriteria sebagai berikut.
·
Jika selektor ke A maka O:4/BCD akan menampilkan
total waktu bekerja motor I
·
Jika selektor ke B maka O:4/BCD akan menampilkan
total waktu bekerja motor II
·
Waktu ditampilkan dalam detik
·
Program Anda harus dapat bekerja sedemikian rupa
agar perbandingan total waktu kerja motor I dan motor II relatif sama.
Test Point
1. Saat
START pertama kali (tekanan dalam compressor = 0), MOTOR 1 dan MOTOR 2 akan
bekerja bersama.
2. Pada
flow keluaran 50%, MOTOR 1 O:2/00 dan MOTOR 2 O:2/01 akan bekerja bergantian.
3. Pada
flow keluaran 90%, tekanan akan jatuh dibawah batas bawah sensor 2 dan kedua
MOTOR akan bekerja bersama
Pada flow keluaran 50%, setelah
batas atas tercapai dan MOTOR mati :
4. Jika
flow keluaran dijadikan 80% saat tekanan turun, maka saat MOTOR mulai bekerja
kembali kedua MOTOR akan langsung bekerja
Pada flow keluaran 50% saat
pengisian tekanan dan hanya 1 MOTOR yang bekerja :
5. Jika
flow keluaran dijadikan 80% saat tekanan diisi, maka setelah beberapa lama
kedua MOTOR harus langsung bekerja
6. Waktu
kerja masing-masing motor ditampilkan di O:4/BCD menggunakan selektor dan dalam
satuan detik.
7. Perbandingan
total waktu kerja motor I dan motor II relatif sama.
loading...
Comments
Post a Comment