Skip to main content

TOPIK LANJUTAN PENGOLAH WICARA

loading...

MODUL 6
TOPIK LANJUTAN PENGOLAH WICARA


I. TUJUAN

Mahasiswa mampu memanfaatkan contoh-contoh program perangkat lunak untuk  menyusun sebuah modul praktikum lanjutan secara bebas.


II.  DASAR TEORI

Berbeda dengan modul sebelumnya yang selalu menampilkan teori tentang sinyal wicara secara terstruktur, pada modul ini akan diberikan gambaran sepintas tentang fungsi-fungsi dan contoh program dalam perangkat lunak (dalam hal ini Matlab) yang berkaitan dengan topik pilihan yang harus disusun oleh mahasiswa yang melakukan praktikum.

2.1. Linear Predictive Coding
Linear predictive analysis pada sinyal wicara akan diberikan contohnya disini. Metode yang digunakan adalah metode auto korelasi. Metode autokorelasi mengasumsikan bahwa sinyal bahwa sinyal memiliki nilai sama dengan nol untuk interval di luar daerah yang dianalisa (0<=m<=N-1). 
Selanjutnya disini akan dicoba untuk meminimisasikan prediction error ketika posisinya nonzero, yaitu sinyal yang berada di dalam interval 0<=m<=N-1+p. Dalam hal ini p adalah order pada model yang digunakan. Nilai error menunjukkan angka besar pada saat awal dan pada bagian akhir interval. Ini memberikan alasan kenapa segmen sinyal wicara yang dianalisa di-tap dengan menggunakan sebuah window, misalnya Hamming. Untuk pemilihan panjang window untuk sementara sebaiknya disamakan dengan panjang sinyal wicara yang akan dianalisa . Satu keuntungan metode ini adalah hasil yang diperoleh menunjukkan kestabilan nilai. Nilai error autocorrelation dan spectrum dihitung sebagai ukuran kepresisian dalam prediksi.

Contoh Program

Anda coba pelajari program berikut ini.

[x,fs] = wavread('File_e.wav');
wavplay(x,fs)
len_x = length(x);

% The signal is windowed
w = hamming(len_x);
wx = w.*x;

% LPC autocorrelation method
order = 12;
% LPC function of MATLAB is used
[lpcoefs, errorPow] = lpc(x, order);

% The estimated signal is calculated as the output of linearly filtering
% the speech signal with the coefficients estimated above
estx = filter([0 -lpcoefs(2:end)], 1, [wx; zeros(order,1)]);

% Display results
figure(1)
plot([wx; zeros(order,1)],'g');
title('Linear Predictive Analysis, Autocorrelation Method');
hold on;
plot(estx,'black');
hold off;
%xlim([0 length(er)])
legend('Speech Signal','Estimated Signal');

% The prediction error is estimated in the interval 0<=m<=N-1+p
er = [wx; zeros(order,1)] - estx;

figure(2)
plot(abs(er));
legend('Error Signal');

%Prediction error energy in the same interva
erEn = sum(er.^2);

% Calculate the frequency response of the linear prediction model
[H, W] = freqz(sqrt(erEn), lpcoefs(1:end), 513);

% Calculate the spectrum of the windowed signal
S = abs(fft(wx,1024));

figure(3)
plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(abs(H)),'black');
hold on;
plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(S(1:513)));
legend('Model Frequency Response','Speech Spectrum')
hold off;

% Autocorrelation of the prediction error
[acs,lags] = xcorr(er);

figure(4)
plot(lags, acs);
legend('Prediction Error Autocorrelation')
% Calculate the spectrum of the error signal
eS = abs(fft(er,1024));

figure(5)
plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(eS(1:513)));
legend('Prediction Error Spectrum')


Gambar 1. Sinyal wicara terwindow


Gambar 2. Error estimasi


Gambar 3. Spectrum

Gambar 4.  Auto korelasi


Gambar 5. Error Spectral


2.2.Pengaruh Pemilihan Niai Orde pada LPC
Disini akan dicoba menggunakan berbagai nilai order LPC yang berbeda. Dengan  cara ini diharapkan akan dapat diketahui respon frekuensi yang akan dihasilkan secara lebih mendetail jika nilai orde LPC kita rubah-rubah. Nilai  prediction error seharusnya mengalami penurunan nilai jika ordernya kita naikkan. Pemilihan orde LPC pada umumnya tidak tergantung pada metode yang digunakan, tetapi lebih berhubungan dengan frekuensi sampling yang digunakan. Umumnya kita mamilih model yang menghasilkan satu pole pada setiap 1 kHz spectrum frekuensi, sehingga dengan suara manusia kita akan mendapatkan 3 sampai 4 pole yang merepresentasikan source excitation spectrum dan radiasinya. Untuk model speech yang dirancang denagn frekuensi sampling 16 kHz secara umum pemilihan orde senilai 20 sudah sangat mencukupi.

Contoh Program
Anda coba pelajari program berikut ini.

%File Name: LPC_02.m
clear all;
fs=8000;
%membaca file
[phons,fs]=wavread('File_e');
x=phons(1:1000); wavplay(x)
x_len=length(x);

%Proses windowing
w=hamming(x_len);
wx=w.*x;
%menentukan orde LPC
orders=[4, 8, 16, 28];
l_ord=length(orders);

%Hitung spectrum windowed signal
S=abs(fft(wx,1024));
%title('Analisis dengan beragam nilai LPC')
subplot(l_ord + 2,1,1)
plot(wx);
subplot(l_ord + 2,1,2)
plot(linspace(0,0.5,513),20*log10(S(1:513)),'r');

for o=orders
   [lpcoefs,e]=lpc(wx,o);
   %Estimasi Sinyal
   estx=filter([0 -lpcoefs(2:end)], 1, [wx;zeros(o,1)]);
  
   %Error prediksi
   er=[wx;zeros(o,1)] - estx;
   erEn=sum(er.^2);
  
   %Respon Frekuensi
   [H,W]=freqz(sqrt(erEn),lpcoefs(1:end), 513);
  
   subplot(l_ord + 2,1,find(orders==o) + 2);
   plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(abs(H)));
   legend(['p= ',int2str(o)]);
end



Gambar 6. Pengaruh pemilihan nilai order pada LPC

 2.3. Spectral Warping pada LPC
Standard LPC analysis memisahkan sebuah sinyal menjadi suatu representasi  spectral yang lebih halus resonansi pada suatu time-varying all-pole filter dan suatu  pendekatan white excitation yang mana ketika dilewatkan melalui sebuah time-varying filter, akan menghasilkan sinyal seperti aslinya. Dekomposisi ini merupakan dasar bagi semua jenis kompresi dan teknik modifikasi pada sinyal wicara. 
Satu hal yang dapat kita lakukan adalah menggeser secara sistematis frekuensi resonansi pada model LPC dengan mengggunakan sebuah  warping transformation menjadi IIR filter (secara esensial, sustitusi pada suatu  all-pole system untuk semua elemen delay). Efek  perceptual pada kasus ini  terhadap suara manusia adalah terjadinyaperubahan warna suara, yang dalam gambaran spectrogram-nya. Pitch yang
direpresentasikan dengan sebuah  excitasi tidak mengalami perubahan. 

Kode Program Matlab 

Untuk penjalankan program ini anda memerlukan beberapa fungsi berikut:
 [B,A] = warppoles(a, alpha)
 warps  all-pole filter didefinisikan dengan nilai  koefisien-koefisien numerator (pembilang) menggunakan sebuah  first-order allpass substitution dengan parameter  alpha untuk membangkitkan sebuah filter baru (dengan pole dan zero) yang didefinisikan oleh  polynomial  B dan A. Alpha dihasilkan dalam pergeseran  pole-pole yang menaikkan nilai frekuensi . 

[A,G,E] = lpcfit(D,P,H,W,O)
menetapkan P-th order LPC (all-pole, autoregressive) model untuk suara gelombang sinyal D, menggunakan W-point windows dikembangkan dengan  H sampel. Baris pada A tersusun dari koefisien
all-pole filter [1 a1 a2 .. aP], yang berkaitan dengan element-elemen pada  G dan memberikan  penguatan frame (residual RMS). E merupakan excitation residual actual. Spesifikasi O sebagai zero mencegah terjadinya overlap-add pada residual, untuk penyempurnaan reconstruksi tetapi kurang berguna pada E. 

D = lpcsynth(A,G,E,H,OV)
digunakan untuk resynthesize dari perameter LPC kembali ke lpcfit, atau bisa juga menggunakan noise excitation jika E dihilangkan. 

Contoh Program

Anda coba pelajari program berikut ini.

%File Name: freq_warping_LPC_01.m
clear all;

% Load sebuah file wicara
fs=8000;
[d,fs] = wavread('FILE_I.wav');

% Tetapkan  model LPC original (high-order)
[a,g,e] = lpcfit(d,20);

% Warp pole-pole 
% (warppoles memodifikasi setiap frame - baris pada a - pada waktu sama)
alpha = -0.2;
[bhat, ahat]  = warppoles(a, alpha);

%  Resynthesize denagn LPC yang baru
% (untungnya, bhat bernilai sama untuk semua frame)
dw = filter(bhat(1,:), 1, lpcsynth(ahat, g, e));

% Plot dan dengarkan suara asli original...
tt=length(d);
t=1/fs:1/fs:tt/fs;
subplot(2,1,1)
plot(t,d)
xlabel('gambaran sinyal alsi')
wavplay(d,fs);
grid

% Plot dan dengarkan warped version
tt=length(dw);
t=1/fs:1/fs:tt/fs;
subplot(2,1,2)
plot(t,dw)
xlabel('gambaran sinyal warped')
wavplay(dw,fs);
grid


Gambar 7. Gambaran sinyal warping dengan LPC


2.4. Dynamic Time Warp (DTW) 
Satu masalah yang cukup rumit dalam speech recognition (pengenalan wicara) adalah proses perekaman yang terjadi seringkali berbeda durasinya, biarpun kata atau kalimat yang diucapkan sama. Bahkan untuk satu suku kata yang sama atau vocal yang sama seringkali proses perekaman terjadi dalam durasi yang berbeda. Sebagai akibatnya proses matching antara sinyal uji dengan sinyal referensi (template) seringkali tidak menghasilkan nilai yang optimal.
Sebuah teknik yang cukup popular di awal perkembangan teknologi pengolahan sinyal wicara adalah dengan memanfaatkan sebuah teknik dynamic-programming yang juga lebih dikenal sebagai Dynamic Time Warping (DTW). Teknik ini ditujukan utuk mengakomodasi perbedaan waktu antara proses perekaman saat pengujian dengan yang tersedia pada template sinyal referensi. Prinsip dasarnya adalah dengan memberikan sebuah rentang 'steps' dalam ruang (dalam hal ini sebuah frame-frame waktu dalam
sample, frame-frame waktu dalam template) dan digunakan untuk mempertemukan lintasan yang menunjukkan local match terbesar (kemiripan) antara time frame yang lurus. Total `similarity cost' yang diperoleh dengan algorithm ini merupakan sebuah indikasi seberapa bagus sample dan template ini memiliki kesamaan, yang selanjutnya akan dipilih best-matching template. 
Dengan tampilan kode program dan contoh hasilnya berikut ini diharapkan akan membantu anda dalam memahaminya.

Kode Program Matlab

Untuk penjalankan program ini anda memerlukan beberapa fungsi berikut: 
       simmx.m – berguna untuk menghitung full local-match matrix, yaitu penghitungan jarak setiap pasangan frame dari sinyal sampel dengan sinyal template. 
       dp.m – digunakan untuk menjalankan algorithma dynamic programming  yang mengikuti langkah-langkah berikut  - (1,1), (0,1) dan (1,0) – dengan bobot yang sama . 
       dp2.m – merupakan versi  alternatif sehingga memungkinkan bagi anda untuk melakukan 5 langkah  - (1,1), (0,1), (1,0), (1,2), dan (2,1) – dengan bobot yang berbeda. 

Contoh Program
Anda coba pelajari program berikut ini. 

%File Name: DTW_01.m
%mengambil dua file speech *.wav 
fs=8000;
[d1,fs] = wavread('FILE_U.wav');
[d2,fs] = wavread('FILE_E.wav');

% Mendengarkan secara bersamaan
ml = min(length(d1),length(d2));
%wavplay(d1(1:ml)+d2(1:ml),fs)

% Dalam mode stereo
wavplay([d1(1:ml),d2(1:ml)],fs)

% Menghitung STFT (short time fourier transform) features untuk kedua
%sounds (dengan 25% window overlap)
D1 = specgram(d1,512,fs,512,384);
D2 = specgram(d2,512,fs,512,384);

% Menyusun 'local match' scores matrix sebagai cosine distance antar
%magnitudo STFT 

SM = simmx(abs(D1),abs(D2));

% Lihat hasilnya:
subplot(121)
imagesc(SM)
colormap(1-gray)
title('local score match')
% Anda dapat melihat sebuh strip gelap (high similarity values) mengarah
%turun secara diagonal.
% Gunakan dynamic programming untuk mendapatkan lowest-cost path antara
%pojok cost matrix yang berhadapan
% Catat bahwa kita menggunakan 1-SM karena dp akan menemukan *lowest*
%total cost
[p,q,C] = dp(1-SM);

% Overlay lintasan pada local similarity matrix
hold on;
plot(q,p,'r');
hold off

% Lintasan tampak mengikuti Path jalur dark
% Plot minimum-cost-to-this point matrix
subplot(122)
imagesc(C)
hold on;
plot(q,p,'r');
hold off
title('local score dynamic programming')

% Pojok kanan pada  C memberikan nilai minimum-cost alignment pada
C(size(C,1),size(C,2))

% Hitung frame di dalam D2 yang mengindikasikan match setiap frame
% di dalam D1, sehingga kita dapat me-resynthesize sebuah  warped, versi
% yang diluruskan
D2i1 = zeros(1, size(D1,2));
for i = 1:length(D2i1)
    D2i1(i) = q(min(find(p >= i)));
end

% Interpolasi Phase-vocoder  D2's STFT di bawah kondisi time warp 
D2x = pvsample(D2, D2i1-1, 128);

% Invert kembali ke dalam time domain
d2x = istft(D2x, 512, 512, 128);

% Dengarkan hasilnya sebuah versi warped version sendiri
wavplay(d2x,fs)

% Versi warped ditambahkan ke target asli (untuk mendapatkan fine-tune
%length)
d2x = resize(d2x', length(d1),1);
wavplay(d1+d2x,fs)

% Anda dapat juga mlihat hasilnya pada mode stereo
wavplay([d1,d2x],fs)

% Bandingkan dengan pasangan unwarped:
wavplay([d1(1:ml),d2(1:ml)],fs)














Gambar 8. Hasil proses dynamic time warping


III. PERANGKAT YANG DIPERLUKAN

- 1 (satu) buah PC Multimedia lengkap sound card dan microphone
- Satu perangkat lunak Matlab under windows  

IV.  LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

4.1. Penataan Perangkat
Sebelum melakukan percobaan  harus dilakukan penataan seperti pada Gambar 9  berikut ini.


Gambar 9. Penataan perangkat percobaan pengukuran energi sinyal wicara
PC anda harus dilengkapi dengan peralatan multimedia seperti sound card, speaker active dan microphone. Untuk microphone dan speaker active bias juga digantikan dengan head set lengkap. Sebelum anda memulai praktikum, sebaiknya anda tes dulu, apakah seluruh perangkat multimedia anda sudah terintegrasi dengan PC. 

4.2. Penyusunan Modul Praktikum Bebas
 Pada praktikum ini anda lakukan penyusunan sebuah program, menjelaskan teori pendukungnya, menampilkan hasil, dan memberikan analisa. Semua anda lakukan dengan kelompok praktikum yang biasa anda jalankan  dan dengan cara memilih topik-topik berikut ini:
1.       Penggunaan metode dynamic time warping untuk pengenalan sinyal wicara
2.       Pengkodean sinyal wicara dengan Linear Predictive Coding
3.       Pengamatan efek frekuensi warping pada sinyal wicara
4.      Pengaruh pemilihan orde LPC pada bentuk spectral sinyal wicara

  Anda susun dengan memberikan teori pendukung, menyusun algorithma, menyusun program, menampilkan contoh hasilnya dan berikan analisa. Untuk menyelesaikan Modul 6 ini anda memiliki waktu 2 sampai 3 minggu. 

loading...

Comments

POSTINGAN POPULER

MRT, LRT, dan KRL: Apa Bedanya?

Jakarta! Penduduknya sekarang udah lebih dari 10 juta. Belom lagi jutaan lainnya yang dateng tiap hari pake motor, gerobak, dan mobil — yang bikin Jakarta, banyak diprediksi, bakal terancam ngga bisa gerak, pada tahun 2020. Makanya ide bikin transportasi massal, sebenernya udah ada dari  zaman Pak Habibie. Yang akhirnya, setelah sekian lama, baru sekarang transportasi massal baru di Jakarta, bakal mulai beroperasi! Tapi, sebenernya apa itu MRT dan LRT? Apa bedanya mereka sama KRL? Ini Dia Perbedaannya! Oke, kalau dibandingin, dari kecepatannya, jumlah gerbongnya, muatnya bisa berapa, sampai lintasannya… Mereka semua ini jelas beda-beda. Jadi, MRT itu bisa lebih banyak ngangkut orang dan rutenya lebih banyak di pusat kota. Beda sama LRT yang lebih ramping, tapi jalur operasionalnya lebih luas daripada MRT. Sedangkan KRL, karena emang udah dibangun dari lama, bisa ngejangkau banyak orang dan rutenya bisa sampe lu...

DOWNLOAD E-BOOK In situ Characterization of Thin Film Growth (Woodhead Publishing in Materials)

DOWNLOAD In situ Characterization of Thin Film Growth (Woodhead Publishing in Materials) Gertjan Koster ,  Guus Rijnders Year: 2012 Language: English Pages: 289 Disini kami menyediakan banyak e-book gratis untuk anda silahkan klik download atau anda dapat mendonload e-book lainnya di halaman e-book diatas. Berikan komentar dan saran anda seputar situs ini di bagian kolom komentar. Selain itu anda juga dapat mengikuti situs ini agar mudah ditemukan jika suatu waktu anda hendak kembali berkunjung ke situs ini. Untuk mengikuti situs ini silahkan anda klik subscribe di jendela atas terima kasih .............. penulis cara downloadnya : 1. klik DOWNLOAD 2. verifikasi reCAPTHA 3. klik VISIT LINK 4. klik Get Link

SAKADANG PEUCANG JEUNG BUAYA

Sakadang Buhaya keur moyan di sisi walungan. Jol sakadang Peucang. “Rék naon Sakdang Peucang ka dieu? Rék maling cai, nya? Di leuweung euweuh cai. Da halodo banget.” Jawab Peucang, “Kuring mah tara nginum deui cai walungan. Komo ayeuna keur saat. Nya teu ngeunah nya loading... kiruh. Ayeuna mah nginum téh cai kalapa. Nya beresih nya ngeunah. Amis.” “Rék naon atuh kadieu?” cék Buhaya. Omong Peucang, “Tadina mah rék ngalalajoan kulit sampéan. Resep ting gareret, hérang. Komo mun katojo ku panonpoé. Euweuh baé nu kulitna alus saperti kulit sampéan. Ngan geuning bet kotor. Pinuh ku leutak.” Omong Buhaya, “Walungan saat. Kuring teu bisa teuteuleuman pikeun meresihan tonggong.” “Emh, lebar. Kulit saalus-alus jadi kotor. Kumaha mun diberesihan ku kuring” ceuk Peucang. “Nya sukur baé ari daek mah,” jawab Buhaya, “kumaha caranya?”, ceuk Buhaya keneh “Kulit tonggong sampéan dikumbah ku kuring. Tapi caina kudu anu beresih. Tuh di tengah!, ceuk Peucang “Pek atuh. G...

DOWNLOAD E-BOOK Thin Film Analysis by X-Ray Scattering

DOWNLOAD Thin Film Analysis by X-Ray Scattering Mario Birkholz Year: 2006 Language: English Pages: 356 Disini kami menyediakan banyak e-book gratis untuk anda silahkan klik download atau anda dapat mendonload e-book lainnya di halaman e-book diatas. Berikan komentar dan saran anda seputar situs ini di bagian kolom komentar. Selain itu anda juga dapat mengikuti situs ini agar mudah ditemukan jika suatu waktu anda hendak kembali berkunjung ke situs ini. Untuk mengikuti situs ini silahkan anda klik subscribe di jendela atas  terima kasih .............. penulis cara downloadnya : 1. klik DOWNLOAD 2. verifikasi reCAPTHA 3. klik VISIT LINK 4. klik Get Link

REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI

MODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI I.           TUJUAN Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sinyal wicara dalam domain waktu dan domain frekuensi menggunakan perangkat lunak                                                                                                                        ...

Menganalisis Bunyi Beep Saat Menyalakan Laptop

spAcer pernahkah kamu mengalami bunyi “beep’” saat kamu menyalakan perangkat laptop atau komputer kamu? Umumnya suara “beep” akan keluar dari laptop atau komputer tiap kali melakukan proses booting sebelum akhirnya laptop atau komputer berhasil masuk kedalam sistem operasi. Namun tahukah kamu pada dasarnya bunyi “beep” bukan tidak sengaja muncul. Bunyi “beep” yang keluar dari perangkat laptop atau komputer kamu merupakan pertanda masalah tertentu yang terjadi pada laptop atau komputer kamu. Analisis suara seperti ini memang seringkali digunakan bagi seorang troubleshooter (penganalisa masalah pada komputer). Bunyi “beep” pendek sekali dapat mengindikasikan bahwa komputer atau laptop kamu berhasil melakukan dan menghidupkan semua komponen yang dibutuhkan untuk prosse boot up sebuah perangkat komputer. Jjika bunyi ini terdengar namun perangkat tidak menyala, cobalah cek monitor kamu. Sedangkan bunyi “beep” pendek 2 kali dapat berarti terdapat masalah pada konfigurasi atau setting CMOS. U...

LANGKAH UTAMA PEMEROGRAMAN, TRNASFER DATA ASSEMBLER DIRECTIVE, OPERASI I/0 PADA PORT

STRUKTUR BAHASA ASMBELER AVR Bahasa yang akan dipakai untuk memperogram mikrokontroler AVR adalah Bahasa assembly AVR. Struktur Bahasa assembly terdiri dari paling banyak empat medan (field), yaitu medan abel, medan kode operasi (mnemonic), medan operand dan medan komentar. Contoh : Mulai :   mov        r16, r17                  :salin data dari register r17 ke register r16 Mulai = label Mov = operand R16, r17 = operand Dan yang palinga kanan adalah komentar ·          Label mewakili alamat intruksi (atau data). Jika program bercabang ke intruksi ini, maka label ini digunakan oleh intruksi branch. Nama label harus diakhiri dengan ttanda titik dua. ·          Mnemonic merupakan operasi yang harus dikerjakan. ·          Operand adalah...

DOWNLOAD E-BOOK A Guide To Chalcogen-Nitrogen Chemistry

DOWNLOAD A Guide To Chalcogen-Nitrogen Chemistry Tristram Chivers Chalcogen-nitrogen chemistry involves the study of compounds that exhibit a linkage between nitrogen and sulfur, selenium or tellurium atoms. Such studies have both fundamental and practical importance. A Guide to Chalcogen-Nitrogen Chemistry examines the role of chalcogen-nitrogen compounds in areas ranging from solid-state inorganic chemistry to biochemistry. The discussion covers fundamental questions concerning the bonding in electron-rich systems, as well as potential practical applications of polymers and materials with novel magnetic or electrical properties. This book is the only account of this important topic to appear in the last twenty-five years, and coupled with its extensive literature coverage of very recent developments, this  comprehensive guide is essential for anyone working in the field. The treatment is unique in providing a comparison of sulfur, selenium and tellurium systems, with ...

DOWNLOAD E-BOOK CCNA Cisco Certified. Network Associate

DOWNLOAD CCNA Cisco Certified. Network Associate Lammle Todd Year: 2006 Language: ru Pages: 576 Disini kami menyediakan banyak e-book gratis untuk anda silahkan klik download atau anda dapat mendonload e-book lainnya di halaman e-book diatas. Berikan komentar dan saran anda seputar situs ini di bagian kolom komentar. Selain itu anda juga dapat mengikuti situs ini agar mudah ditemukan jika suatu waktu anda hendak kembali berkunjung ke situs ini. Untuk mengikuti situs ini silahkan anda klik subscribe di jendela atas  terima kasih .............. penulis cara downloadnya : 1. klik DOWNLOAD 2. verifikasi reCAPTHA 3. klik VISIT LINK 4. klik Get Link

KISI-KISI UJIAN SKD CPNS PERKEMBANGAN HUKUM DI INDONESIA

1.     Pengertian Hukum a.      Hans Kelsen, hukum itu bersifat hierarkis, artinya hukum tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih atas derajatnya. b.      Aristoteles, hukum tertentu pada hukum yang dianut oleh masyarakat yang digunakan atau berlaku untuk anggota masyarakat itu. c.       Grotius, hukum adalah aturan tingkah laku moral yang mewajibkan untuk berbuat benar. d.      M. Mayers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya. e.      Immanuel Kant, hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan. f.        U...