Skip to main content

TOPIK LANJUTAN PENGOLAH WICARA

loading...

MODUL 6
TOPIK LANJUTAN PENGOLAH WICARA


I. TUJUAN

Mahasiswa mampu memanfaatkan contoh-contoh program perangkat lunak untuk  menyusun sebuah modul praktikum lanjutan secara bebas.


II.  DASAR TEORI

Berbeda dengan modul sebelumnya yang selalu menampilkan teori tentang sinyal wicara secara terstruktur, pada modul ini akan diberikan gambaran sepintas tentang fungsi-fungsi dan contoh program dalam perangkat lunak (dalam hal ini Matlab) yang berkaitan dengan topik pilihan yang harus disusun oleh mahasiswa yang melakukan praktikum.

2.1. Linear Predictive Coding
Linear predictive analysis pada sinyal wicara akan diberikan contohnya disini. Metode yang digunakan adalah metode auto korelasi. Metode autokorelasi mengasumsikan bahwa sinyal bahwa sinyal memiliki nilai sama dengan nol untuk interval di luar daerah yang dianalisa (0<=m<=N-1). 
Selanjutnya disini akan dicoba untuk meminimisasikan prediction error ketika posisinya nonzero, yaitu sinyal yang berada di dalam interval 0<=m<=N-1+p. Dalam hal ini p adalah order pada model yang digunakan. Nilai error menunjukkan angka besar pada saat awal dan pada bagian akhir interval. Ini memberikan alasan kenapa segmen sinyal wicara yang dianalisa di-tap dengan menggunakan sebuah window, misalnya Hamming. Untuk pemilihan panjang window untuk sementara sebaiknya disamakan dengan panjang sinyal wicara yang akan dianalisa . Satu keuntungan metode ini adalah hasil yang diperoleh menunjukkan kestabilan nilai. Nilai error autocorrelation dan spectrum dihitung sebagai ukuran kepresisian dalam prediksi.

Contoh Program

Anda coba pelajari program berikut ini.

[x,fs] = wavread('File_e.wav');
wavplay(x,fs)
len_x = length(x);

% The signal is windowed
w = hamming(len_x);
wx = w.*x;

% LPC autocorrelation method
order = 12;
% LPC function of MATLAB is used
[lpcoefs, errorPow] = lpc(x, order);

% The estimated signal is calculated as the output of linearly filtering
% the speech signal with the coefficients estimated above
estx = filter([0 -lpcoefs(2:end)], 1, [wx; zeros(order,1)]);

% Display results
figure(1)
plot([wx; zeros(order,1)],'g');
title('Linear Predictive Analysis, Autocorrelation Method');
hold on;
plot(estx,'black');
hold off;
%xlim([0 length(er)])
legend('Speech Signal','Estimated Signal');

% The prediction error is estimated in the interval 0<=m<=N-1+p
er = [wx; zeros(order,1)] - estx;

figure(2)
plot(abs(er));
legend('Error Signal');

%Prediction error energy in the same interva
erEn = sum(er.^2);

% Calculate the frequency response of the linear prediction model
[H, W] = freqz(sqrt(erEn), lpcoefs(1:end), 513);

% Calculate the spectrum of the windowed signal
S = abs(fft(wx,1024));

figure(3)
plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(abs(H)),'black');
hold on;
plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(S(1:513)));
legend('Model Frequency Response','Speech Spectrum')
hold off;

% Autocorrelation of the prediction error
[acs,lags] = xcorr(er);

figure(4)
plot(lags, acs);
legend('Prediction Error Autocorrelation')
% Calculate the spectrum of the error signal
eS = abs(fft(er,1024));

figure(5)
plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(eS(1:513)));
legend('Prediction Error Spectrum')


Gambar 1. Sinyal wicara terwindow


Gambar 2. Error estimasi


Gambar 3. Spectrum

Gambar 4.  Auto korelasi


Gambar 5. Error Spectral


2.2.Pengaruh Pemilihan Niai Orde pada LPC
Disini akan dicoba menggunakan berbagai nilai order LPC yang berbeda. Dengan  cara ini diharapkan akan dapat diketahui respon frekuensi yang akan dihasilkan secara lebih mendetail jika nilai orde LPC kita rubah-rubah. Nilai  prediction error seharusnya mengalami penurunan nilai jika ordernya kita naikkan. Pemilihan orde LPC pada umumnya tidak tergantung pada metode yang digunakan, tetapi lebih berhubungan dengan frekuensi sampling yang digunakan. Umumnya kita mamilih model yang menghasilkan satu pole pada setiap 1 kHz spectrum frekuensi, sehingga dengan suara manusia kita akan mendapatkan 3 sampai 4 pole yang merepresentasikan source excitation spectrum dan radiasinya. Untuk model speech yang dirancang denagn frekuensi sampling 16 kHz secara umum pemilihan orde senilai 20 sudah sangat mencukupi.

Contoh Program
Anda coba pelajari program berikut ini.

%File Name: LPC_02.m
clear all;
fs=8000;
%membaca file
[phons,fs]=wavread('File_e');
x=phons(1:1000); wavplay(x)
x_len=length(x);

%Proses windowing
w=hamming(x_len);
wx=w.*x;
%menentukan orde LPC
orders=[4, 8, 16, 28];
l_ord=length(orders);

%Hitung spectrum windowed signal
S=abs(fft(wx,1024));
%title('Analisis dengan beragam nilai LPC')
subplot(l_ord + 2,1,1)
plot(wx);
subplot(l_ord + 2,1,2)
plot(linspace(0,0.5,513),20*log10(S(1:513)),'r');

for o=orders
   [lpcoefs,e]=lpc(wx,o);
   %Estimasi Sinyal
   estx=filter([0 -lpcoefs(2:end)], 1, [wx;zeros(o,1)]);
  
   %Error prediksi
   er=[wx;zeros(o,1)] - estx;
   erEn=sum(er.^2);
  
   %Respon Frekuensi
   [H,W]=freqz(sqrt(erEn),lpcoefs(1:end), 513);
  
   subplot(l_ord + 2,1,find(orders==o) + 2);
   plot(linspace(0,0.5,513), 20*log10(abs(H)));
   legend(['p= ',int2str(o)]);
end



Gambar 6. Pengaruh pemilihan nilai order pada LPC

 2.3. Spectral Warping pada LPC
Standard LPC analysis memisahkan sebuah sinyal menjadi suatu representasi  spectral yang lebih halus resonansi pada suatu time-varying all-pole filter dan suatu  pendekatan white excitation yang mana ketika dilewatkan melalui sebuah time-varying filter, akan menghasilkan sinyal seperti aslinya. Dekomposisi ini merupakan dasar bagi semua jenis kompresi dan teknik modifikasi pada sinyal wicara. 
Satu hal yang dapat kita lakukan adalah menggeser secara sistematis frekuensi resonansi pada model LPC dengan mengggunakan sebuah  warping transformation menjadi IIR filter (secara esensial, sustitusi pada suatu  all-pole system untuk semua elemen delay). Efek  perceptual pada kasus ini  terhadap suara manusia adalah terjadinyaperubahan warna suara, yang dalam gambaran spectrogram-nya. Pitch yang
direpresentasikan dengan sebuah  excitasi tidak mengalami perubahan. 

Kode Program Matlab 

Untuk penjalankan program ini anda memerlukan beberapa fungsi berikut:
 [B,A] = warppoles(a, alpha)
 warps  all-pole filter didefinisikan dengan nilai  koefisien-koefisien numerator (pembilang) menggunakan sebuah  first-order allpass substitution dengan parameter  alpha untuk membangkitkan sebuah filter baru (dengan pole dan zero) yang didefinisikan oleh  polynomial  B dan A. Alpha dihasilkan dalam pergeseran  pole-pole yang menaikkan nilai frekuensi . 

[A,G,E] = lpcfit(D,P,H,W,O)
menetapkan P-th order LPC (all-pole, autoregressive) model untuk suara gelombang sinyal D, menggunakan W-point windows dikembangkan dengan  H sampel. Baris pada A tersusun dari koefisien
all-pole filter [1 a1 a2 .. aP], yang berkaitan dengan element-elemen pada  G dan memberikan  penguatan frame (residual RMS). E merupakan excitation residual actual. Spesifikasi O sebagai zero mencegah terjadinya overlap-add pada residual, untuk penyempurnaan reconstruksi tetapi kurang berguna pada E. 

D = lpcsynth(A,G,E,H,OV)
digunakan untuk resynthesize dari perameter LPC kembali ke lpcfit, atau bisa juga menggunakan noise excitation jika E dihilangkan. 

Contoh Program

Anda coba pelajari program berikut ini.

%File Name: freq_warping_LPC_01.m
clear all;

% Load sebuah file wicara
fs=8000;
[d,fs] = wavread('FILE_I.wav');

% Tetapkan  model LPC original (high-order)
[a,g,e] = lpcfit(d,20);

% Warp pole-pole 
% (warppoles memodifikasi setiap frame - baris pada a - pada waktu sama)
alpha = -0.2;
[bhat, ahat]  = warppoles(a, alpha);

%  Resynthesize denagn LPC yang baru
% (untungnya, bhat bernilai sama untuk semua frame)
dw = filter(bhat(1,:), 1, lpcsynth(ahat, g, e));

% Plot dan dengarkan suara asli original...
tt=length(d);
t=1/fs:1/fs:tt/fs;
subplot(2,1,1)
plot(t,d)
xlabel('gambaran sinyal alsi')
wavplay(d,fs);
grid

% Plot dan dengarkan warped version
tt=length(dw);
t=1/fs:1/fs:tt/fs;
subplot(2,1,2)
plot(t,dw)
xlabel('gambaran sinyal warped')
wavplay(dw,fs);
grid


Gambar 7. Gambaran sinyal warping dengan LPC


2.4. Dynamic Time Warp (DTW) 
Satu masalah yang cukup rumit dalam speech recognition (pengenalan wicara) adalah proses perekaman yang terjadi seringkali berbeda durasinya, biarpun kata atau kalimat yang diucapkan sama. Bahkan untuk satu suku kata yang sama atau vocal yang sama seringkali proses perekaman terjadi dalam durasi yang berbeda. Sebagai akibatnya proses matching antara sinyal uji dengan sinyal referensi (template) seringkali tidak menghasilkan nilai yang optimal.
Sebuah teknik yang cukup popular di awal perkembangan teknologi pengolahan sinyal wicara adalah dengan memanfaatkan sebuah teknik dynamic-programming yang juga lebih dikenal sebagai Dynamic Time Warping (DTW). Teknik ini ditujukan utuk mengakomodasi perbedaan waktu antara proses perekaman saat pengujian dengan yang tersedia pada template sinyal referensi. Prinsip dasarnya adalah dengan memberikan sebuah rentang 'steps' dalam ruang (dalam hal ini sebuah frame-frame waktu dalam
sample, frame-frame waktu dalam template) dan digunakan untuk mempertemukan lintasan yang menunjukkan local match terbesar (kemiripan) antara time frame yang lurus. Total `similarity cost' yang diperoleh dengan algorithm ini merupakan sebuah indikasi seberapa bagus sample dan template ini memiliki kesamaan, yang selanjutnya akan dipilih best-matching template. 
Dengan tampilan kode program dan contoh hasilnya berikut ini diharapkan akan membantu anda dalam memahaminya.

Kode Program Matlab

Untuk penjalankan program ini anda memerlukan beberapa fungsi berikut: 
       simmx.m – berguna untuk menghitung full local-match matrix, yaitu penghitungan jarak setiap pasangan frame dari sinyal sampel dengan sinyal template. 
       dp.m – digunakan untuk menjalankan algorithma dynamic programming  yang mengikuti langkah-langkah berikut  - (1,1), (0,1) dan (1,0) – dengan bobot yang sama . 
       dp2.m – merupakan versi  alternatif sehingga memungkinkan bagi anda untuk melakukan 5 langkah  - (1,1), (0,1), (1,0), (1,2), dan (2,1) – dengan bobot yang berbeda. 

Contoh Program
Anda coba pelajari program berikut ini. 

%File Name: DTW_01.m
%mengambil dua file speech *.wav 
fs=8000;
[d1,fs] = wavread('FILE_U.wav');
[d2,fs] = wavread('FILE_E.wav');

% Mendengarkan secara bersamaan
ml = min(length(d1),length(d2));
%wavplay(d1(1:ml)+d2(1:ml),fs)

% Dalam mode stereo
wavplay([d1(1:ml),d2(1:ml)],fs)

% Menghitung STFT (short time fourier transform) features untuk kedua
%sounds (dengan 25% window overlap)
D1 = specgram(d1,512,fs,512,384);
D2 = specgram(d2,512,fs,512,384);

% Menyusun 'local match' scores matrix sebagai cosine distance antar
%magnitudo STFT 

SM = simmx(abs(D1),abs(D2));

% Lihat hasilnya:
subplot(121)
imagesc(SM)
colormap(1-gray)
title('local score match')
% Anda dapat melihat sebuh strip gelap (high similarity values) mengarah
%turun secara diagonal.
% Gunakan dynamic programming untuk mendapatkan lowest-cost path antara
%pojok cost matrix yang berhadapan
% Catat bahwa kita menggunakan 1-SM karena dp akan menemukan *lowest*
%total cost
[p,q,C] = dp(1-SM);

% Overlay lintasan pada local similarity matrix
hold on;
plot(q,p,'r');
hold off

% Lintasan tampak mengikuti Path jalur dark
% Plot minimum-cost-to-this point matrix
subplot(122)
imagesc(C)
hold on;
plot(q,p,'r');
hold off
title('local score dynamic programming')

% Pojok kanan pada  C memberikan nilai minimum-cost alignment pada
C(size(C,1),size(C,2))

% Hitung frame di dalam D2 yang mengindikasikan match setiap frame
% di dalam D1, sehingga kita dapat me-resynthesize sebuah  warped, versi
% yang diluruskan
D2i1 = zeros(1, size(D1,2));
for i = 1:length(D2i1)
    D2i1(i) = q(min(find(p >= i)));
end

% Interpolasi Phase-vocoder  D2's STFT di bawah kondisi time warp 
D2x = pvsample(D2, D2i1-1, 128);

% Invert kembali ke dalam time domain
d2x = istft(D2x, 512, 512, 128);

% Dengarkan hasilnya sebuah versi warped version sendiri
wavplay(d2x,fs)

% Versi warped ditambahkan ke target asli (untuk mendapatkan fine-tune
%length)
d2x = resize(d2x', length(d1),1);
wavplay(d1+d2x,fs)

% Anda dapat juga mlihat hasilnya pada mode stereo
wavplay([d1,d2x],fs)

% Bandingkan dengan pasangan unwarped:
wavplay([d1(1:ml),d2(1:ml)],fs)














Gambar 8. Hasil proses dynamic time warping


III. PERANGKAT YANG DIPERLUKAN

- 1 (satu) buah PC Multimedia lengkap sound card dan microphone
- Satu perangkat lunak Matlab under windows  

IV.  LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

4.1. Penataan Perangkat
Sebelum melakukan percobaan  harus dilakukan penataan seperti pada Gambar 9  berikut ini.


Gambar 9. Penataan perangkat percobaan pengukuran energi sinyal wicara
PC anda harus dilengkapi dengan peralatan multimedia seperti sound card, speaker active dan microphone. Untuk microphone dan speaker active bias juga digantikan dengan head set lengkap. Sebelum anda memulai praktikum, sebaiknya anda tes dulu, apakah seluruh perangkat multimedia anda sudah terintegrasi dengan PC. 

4.2. Penyusunan Modul Praktikum Bebas
 Pada praktikum ini anda lakukan penyusunan sebuah program, menjelaskan teori pendukungnya, menampilkan hasil, dan memberikan analisa. Semua anda lakukan dengan kelompok praktikum yang biasa anda jalankan  dan dengan cara memilih topik-topik berikut ini:
1.       Penggunaan metode dynamic time warping untuk pengenalan sinyal wicara
2.       Pengkodean sinyal wicara dengan Linear Predictive Coding
3.       Pengamatan efek frekuensi warping pada sinyal wicara
4.      Pengaruh pemilihan orde LPC pada bentuk spectral sinyal wicara

  Anda susun dengan memberikan teori pendukung, menyusun algorithma, menyusun program, menampilkan contoh hasilnya dan berikan analisa. Untuk menyelesaikan Modul 6 ini anda memiliki waktu 2 sampai 3 minggu. 

loading...

Comments

POSTINGAN POPULER

Monitoring Temperatur suhu ruangan dan Kelembabpan Menggunakan Thingspeak

Monitoring Temperatur suhu ruangan dan kelembabpan menggunakan thingspeak Bisanya ketika duduk di kamar atau ruang tamu perubahan suhu yang terjadi terasa begitu aneh. Sebenarnya berapa sih suhu rungan dalam kamar tersbut? Hal ini yang membuat saya terdorong untuk membuat alat yang dapat memonitoring suhu ruangan dengan menggunakan thisngspeak. Apa sih kompen-komponen yang saya gunakan untuk membuat projek ini ?? Disini saya akan menggunakan DHT11 untuk merasakan kelembaban, BMP180 untuk merasakan suhu dan tekanan dan Resistor Pengendalian Cahaya (LDR) untuk mendapatkan gambaran kasar tentang intensitas cahaya. Arduino nano akan mengumpulkan data dari sensor ini dan mengirim ke ESP8266 untuk mengunggahnya ke saluran pribadi Anda di thingspeak.com. Kami akan menyalakan Arduino nano kami dari adaptor dinding 12V-2A, sensor dan ESP8266 akan menerima tegangan yang diubah dari LM2596 berdasarkan buck converter. Daftar komponen: BMP180 tekanan dan sensor suhu, Sensor ...

Biodata Lengkap Ceng Zam-Zam

 Asalamualaikum,. Hallo Sazam comunity dan para sobat-sobat ku, Sekarang saya mau menulis nieh beberapa Info dan Biodata Ceng zamzam, "Lupa sama temen tuh hal biasa, tapi kalo Lupa sama Ceng zamzam Mana Bisa?" bner gak? hhe.. jangan lupa yah mampir terus ke blog ini.. ya sudahlah Ayo kita Lihat-Lihat Nieh biodata dan Info tentang Ceng Zamzam   Nama Lengkap : Ahmad Zamzam Zainal Mutaqin  Nama Panggilan : Ceng zamzam Atau Azam  Kelas : 10 berinjak ke 11  Anak ke : 1 dari 3 bersaudara Hoby : Mengaji, Olahraga, dll Cita-Cita : Dokter atau Ilmuan T,T,L : Garut,05-Desember-1995 No HP : (0......) Nama Fb : Ceng Zamzam N.twitter : @Ceng Zamzam Alamat    :Kp.Babakan sukaluyu                  Desa.suka Mukti Rt/04 Rw/04                  Kec.Cilawu,Garut-Jawa barat,Indonesia N....

NILAI-NILAI PANCASILA BERWUJUD DAN BERSIFAT FILSAFAT

NILAI-NILAI PANCASILA BERWUJUD DAN BERSIFAT FILSAFAT 1 .     Nilai-Nilai Pancasila Hakikat dan pokok-pokok yang terkandung dalam Pancasila yaitu: 1.   Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia, dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta. Jadi Pancasila hams tercermin dalam segala bidang kehidupan yang meliputi bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan 2.             Pancasila sebagai dasar Negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara, seperti yang di atur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentingan kegiatan praktis operasional di atur dalam Tap. MPR No. Ill/ MPR/ 2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan, ...

Macam-macam dan Cara Kerja Sensor Mekanik

Sensor Mechanics Tujuan Umum Setelah mahasiswa mempelajarai bab ini, diharapkan dapat memahami fungsi dan peranan sensor mekanik dalam teknik pengukuran dan pengontrolan sistem di dunianyata dengan baik. Tujuan Khusus Setelah mempelajari topik demi topik dalam bab ini maka diharapkan mahasiswa dapat : 1.     Mengerti tentang macam-macam dan fungsi dari sensor posisi dengan baik. 2.     Mengerti tentang jenis, fungsi dan kegunaan dari sensor kecepatan dalam sistem kendali berumpan balik dengan baik 3.     Mengerti jenis-jenis dan penerapan dari sensor tekanan dalam sistem pengaturan berumpan balik dengan baik 4.     Mengerti macam, fungsi dan kegunaan dari sensor aliran fluida dengan baik 5.     Mengerti tentang macam, fungsi dan penerapan sensor level dalam sistem otomasi industri dengan baik Pendahuluan Pergerakkan mekanis adalah tindakan yang paling banyak dijumpai dalam...

PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA

MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA I. TUJUAN Mahasiswa mampu menyusun filter digital dan melakukan pemfilteran pada sinyal wicara II.DASAR TEORI 2.1. Filter IIR Yang perlu diingat disini bahwa infinite inpulse response (IIR) dalam hal ini bukan berarti filter yang bekerja dari nilai negatif tak hingga sampai positif tak hingga.Pengertian sederhana untuk infinite impulse respon filter disini adalah bahwa output filtermerupakan fungsi dari kondisi input sekarang, input sebelumnya dan output di waktu sebelumnya. Konsep ini kemudian lebih kita kenal sebagai recursive filter , yang manamelibatkan proses feedback dan feed forward . Dalam bentuk persamaan beda yangmenghubungkan input dengan output dinyatakan seperti persmaaan (1) berikut ini.      …… (1) dimana: - { b k } koefisien feed forward - { a l } koefisien feed back - banyaknya (total koefisien) = M+N+1 - N ditetapkan sebagai orde filter IIR Untuk merealisas...

CONTO DONGENG SASAKALA

Conto dongeng sasakala Di handap ieu aya sababaraha rupa conto dongeng sasakala di Bahasa sunda. Pek kuhidep klik link di handap ieu sangkan bisa maca carita dina tiap-tiap judul: 1.        Sasakala Gunung Tangkuban Parahu 2.          SasakalaSitu Bagendit 3.          Sasakala Talaga Warna 4.          Sasakala Gunung Gajah 5.        Sasakala Ratna Inten Déwata 6.          Sasakala Cika-Cika Di Cianjur 7.          Sasakala Hayam Pelung 8.          Sasakala Kuda Kosong 9.          Sasakala Béas Pandanwangi 10.      Sasakala Lembur Sabadar 11.      Sasakala Kampung Sodong 12.      Sasakala Leuwi Batok jeung ...

SAKADANG PEUCANG JEUNG BUAYA

Sakadang Buhaya keur moyan di sisi walungan. Jol sakadang Peucang. “Rék naon Sakdang Peucang ka dieu? Rék maling cai, nya? Di leuweung euweuh cai. Da halodo banget.” Jawab Peucang, “Kuring mah tara nginum deui cai walungan. Komo ayeuna keur saat. Nya teu ngeunah nya loading... kiruh. Ayeuna mah nginum téh cai kalapa. Nya beresih nya ngeunah. Amis.” “Rék naon atuh kadieu?” cék Buhaya. Omong Peucang, “Tadina mah rék ngalalajoan kulit sampéan. Resep ting gareret, hérang. Komo mun katojo ku panonpoé. Euweuh baé nu kulitna alus saperti kulit sampéan. Ngan geuning bet kotor. Pinuh ku leutak.” Omong Buhaya, “Walungan saat. Kuring teu bisa teuteuleuman pikeun meresihan tonggong.” “Emh, lebar. Kulit saalus-alus jadi kotor. Kumaha mun diberesihan ku kuring” ceuk Peucang. “Nya sukur baé ari daek mah,” jawab Buhaya, “kumaha caranya?”, ceuk Buhaya keneh “Kulit tonggong sampéan dikumbah ku kuring. Tapi caina kudu anu beresih. Tuh di tengah!, ceuk Peucang “Pek atuh. G...

SAKADANG KUYA JEUNG SAKADANG MONYET NGALA CAU

SAWATARA bulan ti harita, pelak cau Sakadang Kuya téh geus baruahan, malah geus arasak. Mimiti kanyahoanana ku Sakadang Monyét. Atuh Sakadang Monyét téh hariweusweus nyaritakeun tangkal cau téa ka Sakadang Kuya. “Ieuh, geuning tangkal cau téh geus buahan. Buahna ogé geus karonéng deuih,” ceuk Sakadang Monyét “Piraku Sakadang Monyét?” “Sumpah. Pan bieu uing ngaliwat ka dinya. Kudu buru-buru diala, bisi kaburu ku cocodot!” “Heug, isukan mah urang ala.” “Keun uing anu ngalana mah, urang taékan. Sakadang Kuya mah cicing wé di handap, da teu bisa naék. Ngan uing ménta nya, apan uing anu ngalana, jeung uing deuih anu pangheulana nganyahoankeun geus asakna ogé! Kuduna mah dibagi dua.” Sakadang Kuya ukur nyenghél ngadéngé omongan Sakadang Monyét kitu téh. Teu némbal. Peutingna, soré kénéh Sakadang Monyét geus saré. Jigana mah capéeun, lantaran beurangna geus liar jauh. Ari Sakadang Kuya mah masih kénéh nyileuk. Keur kitu kadéngé Sakadang Monyét ngalindur, “Isuk...

Sistem Monitoring Dan Pengendalian Beban Daya Listrik Solar Home System (SHS) Menggunakan Mikrokontroler VIA Internet Of Things (IOT)

Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan system monitoring dan pengendali beban solar home system (SHS) atau pembangkit listrik tenaga surya untuk perumahan. Fungsi dari sistem pengontrolan dan monitoring pada SHS ini yaitu untuk mempermudah pengguna dalam mengatur konsumsi daya yang digunakan sehingga pengguna dapat memaksimalkan pemakaian SHS. Blok diagram merupakan gambaran dasar dari sistem yang akan dirancang. Blok diagram ini dibuat agar mempermudah memahami cara kerja dari sistem yang telah dibuat. Gambar  1. Blok Diagram Sistem Monitoring dan Kontrol SHS     Garis yang berwarna merah merupakan system kerja dari solar home sytem, sedangkan garis yang berwarna biru merupakan alur sistem control dan monitoring SHS. Secara sederhana cara kerja dari solar home system ini adalah sebagai berikut:  1. Panel Surya Panel surya akan mengubah sinar matahari yang mengenai setiap sel surya menjadi arus dan tegangan, namun nilainya tidak k...

Ebook Gratis Pengolahan Citra