loading...
Formula Sistem Kendali
Dalam suatu analisa perancangan sistem kendali, sering dilakukan
pemodelan melalui blok diagram dan beberapa bentuk formula matematis. Setiap
blok diagram menunjukkan sebuah fungsi alih (untuk sistem linear) yang mewakili
sifat fungsional subsistem, sehingga akan terbentuk formula dalam
persamaan-persamaan matematis yang mewakili sifat-sifat sistem aslinya. Selama
dalam melakukan penurunan persamaan, suatu kesalahan mulai terjadi, termasuk
ketika tahap simulasi atau perhitungan numerik. Dalam perancangan algoritma dan
pemrograman, kesalahan terkecil namun berada pada letak strategis dapat
menyebabkan hasil akhir menyimpang dari fakta sebenarnya.
Sebuah
sistem kendali dapat digambarkan dalam bentuk diagram blok berikut:
Diagram Blok Sistem Kendali
Prinsip
kerja:
Tujuan sistem adalah agar plant
dengan fungsi alih (fa) G memberi output C setara dengan input R. Hal ini
diperoleh dengan memberikan umpan balik B melalui komponen feedback dengan fa (H) untuk dibandingkan dengan acuan R, hasilnya
akan membentuk sinyal galat (error) E
sebagai masukan (sinyal penggerak) terhadap plant
G. Bila nilai C < R, maka sistem akan membuat E sedemikian hingga plant G dapat menaikkan nilai C, dan
sebaliknya, sehingga diperoleh C = R.
Secara
matematis hubungan variabel-variabel tersebut dinyatakan dalam:
Formula-1
C = G.E
B = H.C
E = R.B
(berupa set persamaan)
Apabila dilakukan substitusi nilai B dan
E, akan diperoleh:
Formula-2
C = G.R(1+G.H) (hanya
satu persamaan)
Pemodelan Sistem
Model diagram blok
umumnya dibuat untuk menjelaskan hubungan fungsional antar subsistem dan urutan
proses yang terjadi, sedang formula matematis dibuat untuk memperoleh gambaran
hubungan kualitatif besaran yang diperhatikan, serta menghitung nilai eksak
(kuantitatif, numerik) terhadap besaran tersebut. Untuk memodelkan dari sistem
fisik, biasanya terlebih dahulu dibuat blok diagram, lalu diturunkan formula
matematisnya, namun kadang-kadang terjadi sebaliknya.
Berikut ini contoh pemodelan dua rangkaian elektrik:
Rangkaian
Pembagi Tegangan
Persamaan
rangkaian: i = (ei - eo) / R1 dan eo
= i R2
Secara blok diagram diperlihatkan pada gambar berikut:
Diagram Blok
Rangkaian Pembagi Tegangan
- Sistem 2
Penguat
Tegangan Berumpan Balik
Jika gain
penguat noninverting dan inverting adalah K1 dan K2 ,
maka persamaan yang diperoleh adalah:
ee
= ei + eb
; eo = K1.ee ; eb = - K2.eo
sehingga
rangkaiannya dapat digambarkan dalam bentuk diagram blok berikut:
Diagram Blok
Penguat Tegangan Berumpan Balik
Simulasi
Sistem
Pada gambar 3.1 akan disimulasikan
dengan mengambil tiga kasus dengan nilai-nilai seluruhnya konstanta (mewakili
sistem-sistem).
Kasus-1 G = 1, H = 1, R = 8
Kasus-2 G = 2, H = 1, R = 8
Kasus-3 G = 1, H = 0,5, R = 9
Simulasi
akan dilakukan secara numerik (menggunakan komputer atau kalkulator biasa) dan
secara manual (menggunakan pensil dan kertas).
Simulasi
Numerik
a. Menggunakan
formula-1
Dalam
mensimulasikan formula-1, komputer akan melakukan proses algoritma sesuai
logika prinsip kerja sistem dengan mengikuti aliran lup (putaran) dalam diagram
sistem (simulasi rekursif), sebagai berikut:
Komputer
melakukan langkah perhitungan secara berulang membentuk lup sesuai arah yang
ditunjukkan anak panah (gambar 3.1). Setiap lup terdiri atas 3 langkah dengan
jumlah pernyataan (statemen, baris) pada formula-1, dengan arah urutan: (a) –
(b) – (c) – a) – (b) – (c) – … dst. Ketiga baris tersebut akan dieksekusi satu
persatu (secara bergantian). Dalam simulasi ini diambil nilai awal C(0) = 02
sehingga urutan eksekusinya: (b) –
(c) – a) – (b) – (c) – a) –… dst.
Sehingga akan didapat:
Hasil simulasi numerik kasus-1, dengan nilai awal C(0) = 0
|
dst
….. (tidak konvergen)
Hasil simulasi numerik kasus-2, dengan nilai awal C(0) = 0
|
dst ….. (divergen)
Hasil simulasi numerik kasus-3, dengan nilai awal C(0) =
0
|
dst ….. (konvergen)
b. Menggunakan formula-2
karena
formula-2 hanya satu baris, maka nilai C dapat dihitung langsung dalam satu
langkah (disebut one shot) dengan
hasil sebagai berikut:
Kasus-1: C = (1x8) / (1 + 1x1) =
8 / 2 =
4
(konstan)
Kasus-2: C = (2x8) / (1 + 2x1) =
16 / 3 = 5 1/3 (konstan)
Kasus-3: C = (1x9) / (1 + 1x0.5) = 9 / 1.5 = 6.00 (konstan)
Simulasi Manual
a. Menggunakan
formula-1
Umumnya
disimulasikan dengan bantuan pensil dan kertas, langkah-langkah perhitungan
secara iterasi sudah dapat dilakukan sesuai urutan persamaan yang diberikan.
Kadang dilakukan pula manipulasi aljabar (misal eliminasi) untuk
menyederhanakan perhitungan. Simulasi manual tidak mempunyai prosedur yang baku seperti yang
dilakukan komputer.
b. Menggunakan
formula-2
Hasil
simulasi formula-2 = hasil simulasi formula-1 (wajar, sebab formula-2 didapat
dari formula-1).
loading...
Comments
Post a Comment