loading...
Reaksi Penetralan
Sumber : google
1.
Reaksi
Asam dan basa menghasilkan Air Garam
Jika larutan asam dan basa dicampur,
maka ion H+ dari asam dan ion OH- dari basa akan bergabung membentuk molekul
air, sedangkan anion dari asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk senyawa
garam. Karena hasil reaksi antara asam dengan basa membentuk air yang bersifat
netral, maka reaksi tersebut disebut dengan reaksi penetralan. Tetapi karena
reaksi tersebut juga menghasilkan garam, maka reaksi tersebut juga sering
dikenal dengan sebutan reduksi penggaraman.
Asam + basa = garam + air
Contoh :
HCl + NaOH = NaCl + H2O
H2SO4 + 2NH4OH = (NH4)2SO4 + 2H2O
2CH3COOH + Ba(OH)2 = (CH3COO)2Ba +
2H2O
Walaupun reaksi asam-basa disebut
reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi itu (garam) tidak selalu bersifat
netral, melainkan tergantung pada kekuatan asam – basa yang membentuknya. Jika larutan
asam dan basa dicampur, maka sifat garam yang terbentuk ada tiga kemungkinan
yaitu:
Jika asam kuat + basa kuat = garam
(netral)
Jika asam kuat + basa lemah = garam
(asam)
Jika asam lemah + basa kuat = garam
(basa)
2.
Titrasi
Asam-Basa
Reaksi penetralan dapat digunakan
untuk menetapkan kadar atau konsentrasi suatu larutan asam atau basa. Penetapan
kadar asam larutan ini disebut titrasi asam-basa. Penetapan kadar suatu larutan
ini disebut titrasi asam-basa. Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutan
yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) kedalam larutan lain dengan
bantuan indicator sampai tercapai titik ekuvalen. Titrasi dihentikan tepat pada
saat indicator menunjukan perubahan warna. Saat perubahan warna indicator disebut
titik akhir titrasi.
Perubahan pH pada reaksi asam-basa
Suatu asam yang memppunyai pH kurang
dari 7 jika ditambah basa yang pH-nya lebih dari 7, maka pH asam akan naik,
sebaliknya suatu bas ajika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila penambahan
zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pH-nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakn pH
dan jjumlah larutan standar yang ditambah.
a. Titrasi asam kuat oleh basa kuat
Misalnya,
25 mL HCl 0,1 M (asam kuat) dititrasi oleh NaOH 0,1 M (basa kuat), kita dapat
menghitung pH larutan pada bermacam-macam titik selama berlangsungnya titrasi. Penambahan
NaOH menyebabkan harga pH naik sedikit demi sedikit. Namun, pada titik
ekuevalen, pH meningkat sangat tajam kira-kira 6 unit (dari pH 4 sampai pH 10)
hanya dengan penambahan 0,1 mL (kurang lebih 2 tetes). Setelah titik ekuevalen,
pH berubah amat lambat jika ditambah NaOH. Indicator-indikator yang perubahan
warnanya berada dalam bagian terjal kurva titrasi ini, yaitu indicator yang
mempunyai trayek pH antara 4 sampai 10 cocok digunakan untuk titrasi tersebut. Indicator
yang dapat digunakan pada titrasi ini adalah metil merah, brom timol biru, dan
fenolFtalen. Untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, besarnya pH saat titik
ekuevalen adalah 7.
Pada tahap
ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat, sehingga larutan yang
terbentuk adalah garam air yang berdifat netral.
b. Titrasi asam lemah oleh basa kuat
Pentralan
asam lemah oleh basa kuat agak berbeda dengan pentralan asam kuat oleh basa
kuat. Contohnya, 25mL CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 M. mula-mula
sebagian besar asam lemah dalam larutan berbentuk molekul tak mengion CH3COOH,
bukan H+ dan CH3COO-. Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul
CH3COOH yang tak mengion ke OH-. Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan
ion bersihnya sebagai berikut.
CH3COOH(aq)
+ OH-(aq) = H2O(l) + CH3COO-(aq)
Sifat
penting yang perlu diingat pada titrasi asam lemah oleh basa kuat adalah
·
pH
awal lebih tinggi daripada kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat (karena asam
lemah hanya mengion sebagian).
·
Terdapat
peningkatan pH yang agak tajam pada awal titrasi. Ion asetat yang dihasilkan
dalam reaksi penetralan bertindak sebagai ion senama dan menekan pengionan asam
asetat.
·
Sebelum
titik ekuevalen tercapai, perubahan pH terjadi secara bertahap. Larutan yang
digambarkan dalam bagian kurva ini mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang cukup
banyak. Larutan ini disebut larutan penyangga.
·
pH
pada titik di mana asam lemah setenagh dinetralkan ialah pH = pKa. Pada setengah
penetralan, [CH3COOH] = [CH3COO-].
·
pH
pada titik ekuevalen lebih besar dari 7 yaitu, kuarang lebih 8,9, sebagian
akibat hidrolisis oleh CH3COO-
·
setelah
titik ekuvalen, kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat identic dengan kurva
asam kuat oleh basa kuat. Pada keadaan ini, pH ditentukan oleh konsentrasi OH-
bebas.
·
Bagian
terjal dari kurva titrasi pada titik ekuvalen dalam selang pH yang sempat (dari
sekitar 7 sampai 8).
·
Pemilihan
indicator yang cocok untuk titrasi asam lemah oleh basa kuat lebih terbatas,
yaitu indicator yang mempunyai trayek pH antara 7 sampai 10. Indicator yang
dipakai dalam fenolfatelin.
c. Titrasi basa lemah oleh Asam Kuat
Jika 25 mL
NH4OH 0,1 M (basa lemah) dititrasi dengan HCl 0,1 M (asam kaut), maka besarnya
pH antara 4 sampai 7. Titik ekuevalen terjadi pada pH kuarang 7. Oleh sebab
itu, indicator yang paling cocok adalah indicator metil merah.
loading...
Comments
Post a Comment