loading...
PRINSIP DAN CARA
KERJA SENSOR
A.Tujuan Pembelajaran
2
Setelah membaca modul ini diharapkan :
1. Dapat menyebutkan persyaratan umum dalam memilih sensor dan transduser
2. Dapat menjelaskan cara kerja sensor sesuai dengan besaran energi yang
diubah
3. Dapat menganalisis prinsip kerja sensor.
B.Uraian materi 2
Pendahuluan
AC. Srivastava, (1987), mengatakan temperatur merupakan salah satu dari empat
besaran dasar yang diakui oleh Sistem Pengukuran Internasional (TheInternational
Measuring System). Lord Kelvin pada tahun 1848 mengusulkan skala temperature
termodinamika pada suatu titik tetap triple point, dimana fase padat, cair dan
uap berada bersama dalam equilibrium, angka ini adalah 273,16 K (derajatKelvin)
yang juga merupakan titik es. Skala lain adalah Celcius, Fahrenheit danRankine
dengan hubungan sebagai berikut:
Yayan I.B, (1998), mengatakan temperatur adalah kondisi penting dari
suatusubstrat. Sedangkan “panas adalah
salah satu bentuk energi yang diasosiasikan denganaktifitas molekul-molekul
dari suatu substrat”. Partikel dari suatu substrat diasumsikanselalu bergerak.Pergerakan
partikel inilah yang kemudian dirasakan sebagai panas.
Sedangkan temperatur adalah ukuran perbandingan dari panas
tersebut.Pergerakan partikel substrat dapat terjadi pada tiga dimensi benda
yaitu:
1. Benda padat,
2. Benda cair dan
3. Benda gas (udara)
Aliran kalor substrat pada dimensi padat, cair dan gas dapat terjadi
secara :
1. Konduksi, yaitu pengaliran panas melalui
benda padat (penghantar) secara kontak langsung
2. Konveksi, yaitu pengaliran panas melalui media cair secara kontak
langsung
3. Radiasi, yaitu pengaliran panas melalui media udara/gas secara kontak
tidak langsung
Pada aplikasi pendeteksian atau pengukuran tertentu, dapat dipilih salah
satu tipe
sensor dengan pertimbangan :
1. Penampilan (Performance)
2. Kehandalan (Reliable) dan
3. Faktor ekonomis ( Economic)
1.Peryaratan Umum
Sensor dan Transduser
Sensor atau transduser dapat digukanan sebagai bagian dari sistem
instrumentasi (Pengukuran) dan dapat pula digunakan untuk kepentingan
pengendalian (kontrol).Maka dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang
tepat dan sesuai dengansistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan
persyaratan umum sensor berikut ini: (D Sharon, dkk, 1982)
a. Linearitas
Linier dalam hal ini
dimaksudkan hubungan antara besaran input yang dideteksi menghasilkan besaran
output dengan hubungan berbanding lurus
dan dapatdigambarkan secara gravik membentuk garis lurus. Ada banyak
sensor yangmenghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai
tanggapan terhadapmasukan yang berubah secara kontinyu.Sebagai contoh, sebuah
sensor panas dapatmenghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang
dirasakannya.Dalam kasus sepertiini, biasanya dapat diketahui secara tepat
bagaimana perubahan keluaran dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah
grafik.Gambar 3 memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas yang
berbeda.Garis lurus pada gambar 3(a).memperlihatkan tanggapan linier, sedangkan
padagambar 3(b). adalah tanggapan non-linier.
Gambar 4. Keluaran dari
transduser panas (D Sharon dkk,1982)
|
b. Sensitivitas
Perbandingan
antara sinyal keluaran atau respontransduser terhadap perubahan masukan atau
variableyang diukur. Sensitivitas akan menunjukan seberapajauh kepekaan
sensor terhadap kuantitas yang diukur.Beberepa sensor panas dapat memiliki
kepekaan yangdinyatakan dengan “volt per 0C”, yang berartiperubahan temperature satu derajat pada
masukan akanmenghasilkan perubahan beda potensial beberapa voltatau mv pada keluarannya. Sensor panas
lainnya dapatsaja memiliki kepekaan. Apabila tanggapannya linier,maka
sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor
dengan tanggapan padagambar 3(b) akan lebih peka pada temperatur yangtinggi
dari pada temperatur yang rendah.
|
Sensor, baik CCD maupun CMOS,
adalah komponen utama dari sebuahkamera digital, yaitu berupa sekepingcip
silikon yang tersusun atas jutaanpiksel yang peka cahaya. Pada saatgambar
yang datang dari lensa mengenai sensor maka tiap-tiappiksel tersebut akan menangkap
energi cahaya yang datang dan merubahnya menjadi besaran sinyal tegangan.
Seberapa sensitif
sensor mampu menangkap cahaya inilah yang dinyatakan oleh besaran ISO.
Setiapsensor memiliki nilai ISO dasar/ISO normal yaitu nilai sensitivitas terendah
dari sensor yang umumnya ekuivalen dengan ISO50 hinggaISO200 (tergantung
jenis dan merk kamera). Pada nilai ISO normal ini kepekaan sensor terhadap
cahayaberada pada level terendah sehinggadibutuhkan cukup banyak cahayauntuk
mendapatkan foto dengan exposure yang tepat. Oleh karena itu umumnya
ISO normal hanya dipakaisaat pemotretan outdoor di siang hari
|
c. Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada
sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan masukan.
Sebagai contoh, instrumen dengan masukkan step input. Padagambar 4 grafik 1
menunjukkan respon yang paling cepat dibanding dengan dua grafiklainnya,
sedangkan grafik 3 menunjukkan respon yang paling lambat dibandingakandengan
grafik yang lainnya.
Gambar 5. Grafik tanggapan waktu dari berbagai transduser
d. Jangkauan
Salah satu kriteria
untuk memilih sensor adalah kesanggupan mengindera sesuai dengan yang
diperlukan. Misalnya sebuah alat ukur akan digunakan untuk pengukuransuhu
disekitar kamar yaitu antara -35oC sampai 150oC dilihat
dari jangkauan ukurnyadapat dipilih sensor NTC, PTC, transistor, dioda dan IC
hibrid.
William D.C, (1993), mengatakan hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih sensor yang tepat adalah dengan
mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
a) Besaran fisis apa yang akan diindera?
b) Prinsip transduser yang mana yang paling baik digunakan untuk mengindera
besaran ini?
c) Berapa ketelitian yang diinginkan pada penginderaan ini?
d) Bagiamana kondisi lingkungan : efek temperatur, goncangan, dan getaran?
e) Apakah memenuhi nilai ekonomis?
f) Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada tempat
yangdiperlukan?
|
|
DS1621
DS1621 merupakan salah satu sensor suhu yang menggunakan komunikasi
I2C dalam pembacaannya. sensor produksi Dallas Semiconductor ini cukup bagus
karena bisa membaca antara range -55 sampai 125 C. Resolusi yang digunakan
dalam project ini sebesar 0,5 C. Sensor ini kebanyakan digunakan untuk
pengukuran suhu permukaan object, misalkan suhu heatsink dan sebagainya
|
2.Cara Kerja Sensor
Sensor Suhu/ Thermal
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas / suhu / temperatur pada suatu dimensi benda padat, cair atau
gas. Beberapa sensorsuhu antara lain: thermocouple, RTD, thermistor, IC sensor
LM35.
a. Termokopel
Termokopel adalah sensor yang dapat mengubah besaran panas dengan keluaran
berbentuk beda potensial. Susunan sensor termokopel terdiri dari sepasang kawat
logamyang tidak sama dihubungkan bersama-sama pada satu ujung yang akan
menginderapanas dan berakhir pada ujung lain yang dipertahankan pada suatu
temperature konstanyang diketahui (temperature referensi). Susunan bahan
termokopel secara bagan dapatdilihat pada gambar 5.di bawah ini.
Gambar 6. Rangkaian Dasar Termokopel
Prinsip Kerja
Kerapatan elektron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung dari
jenis logam. Jika dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian
dipanaskan,maka elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan
bergerak kebatang yang kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah
perbedaan tegangan diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau
dipanaskan.Besarnya termolistrik atau beda potensial yang dihasilkan menurut
T.J Seeback (1821)yang menemukan hubungan perbedaan panas (T1dan T2) dengan gaya
gerak listrik yangdihasilkan E, Peltir(1834), menemukan gejala panas yang
mengalir dan panas yangdiserap pada titik hot-juction dan cold-junction, dan Sir William Thomson,menemukan
arah arus mengalir dari titik panas ke titik dingin dan sebaliknya,
sehinggaketiganya menghasilkan rumus sbb:
Dimana 37,5 dan 0,045 merupakan dua konstanta C1 dan C2 untuk termokopel
tembaga/konstanta.
|
The 1109 can be rotated 300 degrees and outputs a numberbetween 0 and
1000 based onthe shaft position. The maximum
resistance of the potentiometer is 10K ohm.
This sensor is designed to be 3.3V compatible and caninterface with
other products as an alternative. For example, the Java based Sentilla
Perkincludes side ports that are compatible with 3.3V Phidget sensors without
anymodifications.
|
Gambar 7. Beda potensial pada Termokopel
Bila ujung logam yang tidak dipanaskan dihubung singkat, perambatan
panas dari ujung panas ke ujung dingin akan semakincepat. Sebaliknya bila
suatu termokopel diberi tegangan listrik DC,maka diujung sambungan terjadi
panas atau menjadi dingintergantung polaritas bahan (deret Volta) dan
polaritas tegangan sumber. Dari prinsip ini memungkinkan membuat termokopel
menjadi pendingin.
|
Tegangan keluaran termokopel sebagai fungsi temperatur untuk berbagai
bahan
termokopel dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 8. Tegangan Keluaran Termokopel
Terlihat dari gambar diatas terdapat jenis sensor dari termokopel yang
dapat mengindera temperature yang cukup tinggi. Untuk mendapatkan informasi
yang lebihdetail dapat dilihat di datasheet masing-masing tipe dari termokopel.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari thermocouple menggunakan efek seebeck (Efek Seebeck
adalah konversi energi panas menjadi energi listrik). Arus listrik mengalir
pada rangkaian tertutup dari 2konduktor berbeda, apabila kedua sambungan
mengalami beda temperatur. Bila rangkaiandibuka maka akan muncul tegangan
Seebeck pada kedua terminal. jadi
menurut efekseebeck ketika dua konduktor yang berbeda menerima panas maka akan
menimbulkan emf(Electricmotive Force ) yang akan menimbulkan tegangan kecil
dengan kisaran range 1hingga 70 microvolt untuk setiap derajat kenaikan suhu.
Dan kemudian akan di konversikan sesuai dengan
reference table yang telah ada (table ini sesuai dengan tipe
darithermocoupe yang dipakai).hingga 70 microvolt untuk setiap derajat kenaikan
suhu.
Tentunya thermocouple memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dalam
pemakaiannyaperlu ditempatkan sesuai dengan pe lebih baik.berikut kelebihan dan
kekurangan dari thermocouple yangbeberapa sumber referensi saya.
Kelebihan
o
Biaya
pengadaan awal : rendah
o
Tidak ada
bagian yang bergerak (No moving
o
Range
pengukuran : lebar (0 ~ 5000°F)
o
Response time
singkat / pendek
o
Repeatability
: cukup baik
Kekurangan
o
Hubungan
temperature dan tegangan tidak linear penuh
o
Sensitivitas
rendah, umumnya 50 µV/°C (28 µV/°F) atau lebih rendah (tegangan rendah rentan
dengan noise).
o
Accuracy pada
umumnya tidak lebih baik dari pada 0.5 °C (0.9°F), tidak cukup tinggi untuk
beberapa aplikasi
o
Memerlukan
suatu acuan temperatur yang dikenal, umumnya temperature air es 0°C (32°F).
Modern thermocouple mengacu pada suatu acuan yang dihasilkan secara elektris.
b. Bimetal
Bimetal adalah sensor temperatur yang sangat populer digunakan karena
kesederhanaan yang dimilikinya.Bimetal biasa dijumpai pada alat strika listrik
dan lampu kelap-kelip (dimmer). Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari
dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya (
) yang direkatkan menjadi satu. Bila suatu logam
dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian tergantung dari jenis
logam dan tingginya temperatur kerja logam tersebut. Bila dua lempeng logam
saling direkatkan dan dipanaskan, maka logam yang memiliki koefisien muai lebih
tinggi akan memuai lebih panjang sedangkan yang memiliki koefisien muai lebih
rendah memuai lebih pendek. Oleh karena perbedaan reaksi muai tersebut maka
bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih rendah. Dalam
aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed (NC) atau Normally
Open (NO).
Gambar 2.2. Kontruksi Bimetal (
Yayan I.B, 1998)
Disini berlaku rumus pengukuran temperature dwi-logam yaitu :
Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal
Sistem tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari dua keping/bilah
(strip)bimetal untuk mengontrol kedipannya.Bimetal terdiri dari dua logam yang
berbeda(biasanya kuningan dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas
dari aliran listrikyang masuk ke bimetal, maka akan terjadi
pengembangan/pemuaian dari logam yangberbeda tersebut dengan kecepatan yang
berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetalcenderung menjadi bengkok ke
salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat duakeping bimetal yang
dipasang berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak padasalah satu
ujungnya.
Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe bimetal Pada saat
saklar lampu sein digerakan (ke kiri atau kanan), arus mengalir ke voltage coil
(kumparan) yang akanmembuat kumparan tersebut memanas dan bengkok. Setelah
kebengkokannya sampaimenghubungkan kedua plat kontak di bagian ujungnya, arus
kemudian mengalir ke currentcoil (kumparan arus) terus ke lampu sein/tanda
belok dan akhirnya ke massa (gambardibawah ). Saat ini lampu sein menyala dan
current coil akan mulai bengkok menjauhi voltage coil.
Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak terpisah/terbuka,
maka lampu sein mati. Selanjutnya current coil akan menjadi dingin setelah arus
yang mengalir hilang danakhirnya bimetalnya akan lurus kembali posisinya
sehingga plat kontak menempel kembalidengan plat kontak yang dari voltage coil.
Arus akan mengalir kembali untuk menghidupkanlampu sein. Begitu seterusnya
proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.
c. Termistor
Termistor atau tahanan thermal adalah alat semikonduktor yang
berkelakuansebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi,
yang biasanyanegatif. Umumnya tahanan termistor pada temperatur ruang dapat
berkurang 6% untuksetiap kenaikan
temperatur sebesar 1oC. Kepekaan yang tinggi terhadap
perubahantemperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran,
pengontrolandankompensasi temperatur secara presisi.Termistor terbuat dari
campuran oksida-oksida logam yang diendapkan seperti:mangan (Mn), nikel (Ni),
cobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan uranium (U).
Rangkuman tahanannya adalah dari 0,5Ω sampai 75 Ω dan tersedia dalam
berbagaibentuk dan ukuran. Ukuran paling kecil berbentuk mani-manik (beads)
dengan diameter 0,15 mm sampai 1,25 mm, bentuk piringan (disk) atau cincin (washer)
dengan ukuran2,5 mm sampai 25 mm. Cincin-cincin dapat ditumpukan dan di
tempatkan secara seri atau paralel guna memperbesar disipasi daya.
Dalam operasinya termistor memanfaatkan perubahan resistivitas terhadap temperatur,
dan umumnya nilai tahanannya turun terhadap temperatur secara eksponensial
untuk jenis NTC ( Negative Thermal Coeffisien)
Koefisien temperature a (RA)_ didefinisikan pada temperature
tertentu, misalnya 25oC sbb.:
Gambar 2.3 . Konfigurasi Thermistor: (a) coated-bead
(b)
disk (c) dioda case
dan (d) thin-film
Teknik Kompensasi Termistor:
Karkateristik termistor berikut memperlihatkan hubungan antara
temperatur dan
resistansi seperti tampak pada
gambar 2.4
Gambar 2.4. Grafik Termistor resistansi vs temperatuer:
(a) logaritmik (b) skala linier
Untuk pengontrolan perlu mengubah tahanan menjadi tegangan,
berikutrangkaian dasar untuk mengubah resistansi menjadi tegangan.
Gambar 2.5. Rangkaian uji termistor sebagai pembagi tegangan
Thermistor dengan koefisien positif (PTC, tidak baku)
Gambar 2.6. Termistor jenis PTC:
(a) linier (b) switching
Cara lain untuk mengubah
resistansi menjadi tegangan adalah dengan teknik linearisasi.
Daerah resistansi mendekati linier
Untuk teknik kompensasi temperatur menggunakan rangkaian penguat
jembatan lebih baik digunakan untuk jenis sensor resistansi karena rangkaian
jembatan dapat diaturtitik kesetimbangannya.
Gambar 2.7. Dua buah Termistor Linier:
(a) Rangkaian sebenarnya (b)
Rangkaian Ekivalen
Gambar 2.8. Rangkaian penguat jembatan untuk resistansi sensor
Nilai tegangan outputnya adalah:
atau rumus lain untuk tegangan
output
Aplikasi
Thermistor
Ada banyak aplikasi thermistor, misalnya dalam bidang automotive,
militer, kedokteran,telekomunikasi, space, dll.Dalam automotive bisa
menggunakan NTC thermistor untukmemonitor temperatur radiator/mesin yang
dihubungkan ke electronic control unit (ECU)dan kemudian ditampilakan dalam
dashboard mobil.Dalam bidang kedokteran digunakanuntuk memonitor temperatur
pasien pada saat operasi berlangsung.Dalam bidang spaceuntuk memonitor
temperatur baterai, modulsatelit, dll.
Contoh rangkaian aplikasi thermistor pada alarm panas otomatis
d. RTD (Resistance
Thermal Detector)
RTD adalah salah satu
dari beberapa jenis sensor suhu yang sering digunakan.RTD dibuat dari bahan
kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada bahankeramik isolator. Bahan
tersebut antara lain; platina, emas, perak, nikel dan tembaga,dan yang terbaik
adalah bahan platina karena dapat digunakan menyensor suhu sampai1500oC.
Tembaga dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih rendah dan lebihmurah,
tetapi tembaga mudah terserang korosi.
Gambar 9. Konstruksi
|
Resistance
Temperatur Detectors(RTD), seperti namanya, adalahsensor yang mengubah
mengubahdata pembacaan suhu menjadihambatan atau resistansi. Sebagianbesar
terdiri dari unsur RTD panjangkawat halus melingkar melilit sebuahkeramik
atau gelas inti. Unsur ini biasanya cukup rapuh, sehingga sering ditempatkan
di dalam probeberselubung untuk melindunginya.
RTD adalah salah
satu sensor suhu yang paling akurat. Tidak hanya memberikan akurasi yang
baik, tapi juga memberikan stabilitas yangsangat baik . RTDs juga relatif
kebalterhadap gangguan listrik sehinggacocok untuk pengukuran suhu di lingkungan
industri, terutama di sekitar motor, generator danperalatan tegangan tinggilainnya.Jenis-jenis
RTD:1. RTDelemen RTD elemen adalah bentuk sederhana dari RTD. Ini terdiri
dari sepotong kawat dibungkus di sekitar inti keramik atau kaca. Karenaukuran
kompak, elemen RTD biasanya digunakan bila ruang sangat terbatas.
|
RTD memiliki keunggulan dibanding termokopel yaitu:
1. Tidak diperlukan suhu referensi
2. Sensitivitasnya cukup tinggi, yaitu dapat dilakukan dengan cara
mem-perpanjang kawatyang digunakan dan memperbesar teganganeksitasi.
3. Tegangan output yang dihasilkan 500 kali lebihbesar dari termokopel
4. Dapat digunakan kawat penghantar yang lebihpanjang karena noise tidak
jadi masalah
5. Tegangan keluaran yang tinggi, maka bagianelektronik pengolah sinyal
menjadi sederhana danmurah.
Resistance Thermal
Detector (RTD) perubahan
tahanannya lebih linear terhadap temperatur uji tetapikoefisien lebih
rendah dari thermistor dan modelmatematis linier adalah:
Sedangkan model matematis nonliner kuadratik adalah:
|
Gambar 10. Resistansi versus Temperatur untuk variasi RTD metal
Bentuk lain dariKonstruksi RTD
Gambar 11. Jenis RTD: (a) Wire
(b) Ceramic Tube (c) Thin Film
RTD memiliki keunggulan dibanding termokopel yaitu:
1. Tidak diperlukan suhu referensi
2. Sensitivitasnya cukup tinggi, yaitu dapat dilakukan dengan cara
mem-perpanjang kawat yang digunakan dan memperbesar tegangan eksitasi.
3. Tegangan output yang dihasilkan 500 kali lebih besar dari termokopel
4. Dapat digunakan kawat penghantar yang lebih panjang karena noise tidak
jadi masalah
5. Tegangan keluaran yang tinggi, maka bagian elektronik pengolah sinyal
menjadi sederhana dan murah.
Resistance Thermal Detector (RTD) perubahan tahanannya lebih linear
terhadap temperatur uji tetapi koefisien lebih rendah dari thermistor dan model
matematis linier adalah:
Sedangkan model matematis nonliner kuadratik adalah:
Rangkaian Penguat untuk three-wire RTD
Gambar 2.12. (a) Three Wire RTD
(b) Rangkaian Penguat
Ekspansi
Daerah Linier
Ekspansi daerah linear dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Menggunakan tegangan referensi untuk kompensasi nonlinieritas
2. Melakukan kompensasi dengan umpan balik positif
Gambar 2.13. Kompensasi non
linier (a) Respon RTD non linier; (b) Blok diagram rangkaian koreksi
e. Thermistor
Termistor atau tahanan thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan
koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanyanegatif. Umumnya tahanan
termistor pada temperatur ruang dapat berkurang 6% untuksetiap kenaikan temperatur sebesar 1oC.
Kepekaan yang tinggi terhadap perubahantemperatur ini membuat termistor sangat
sesuai untuk pengukuran, pengontrolandankompensasi temperatur secara presisi.Termistor
terbuat dari campuran oksida-oksida logam yang diendapkan seperti:mangan (Mn),
nikel (Ni), cobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan uranium (U).
Rangkuman tahanannya adalah dari 0,5ohm sampai 75 ohm dan tersedia dalam
berbagaibentuk dan ukuran. Ukuran paling kecil berbentuk mani-manik (beads) dengan diameter
|
Termistor memiliki sifat yang mirip dengan rtd yaitu mampu
mendeteksiperubahan suhu menjadi perubahanhambatan (resistansi).
Termistor ditemukan oleh Samuel ruben pada tahun 1930. Ada duamacam
termistor secara umum:
Posistor atau PTC (PositiveTemperature Coefficient),dan NTC(Negative
TemperatureCoefficient). Nilai
tahanan pada PTCakan naik jika perubahan suhunyanaik, sementara sifat NTC
justrukebalikannya.
|
0,15 mm sampai 1,25 mm, bentuk piringan (disk) ataucincin (washer) dengan ukuran 2,5 mm sampai 25 mm.Cincin-cincin dapat ditumpukan dan
di tempatkan secaraseri atau paralel guna memperbesar disipasi daya.
Dalam operasinya termistor memanfaatkanperubahan resistansi terhadap
temperatur, dan umumnyanilai tahanannya turun terhadap temperatur
secaraeksponensial untuk jenis NTC ( Negative
ThermalCoeffisien)
Gambar 12. Konfigurasi Thermistor: (a) coated-bead (b) disk (c) dioda
case dan (d) thin-film
|
Teknik Kompensasi
Termistor:
Karkateristik termistor berikut memperlihatkan hubungan antara
temperatur dan
resistansi seperti tampak pada
gambar 12.
Gambar 13. Grafik Termistor resistansi vs temperatuer:
(a) logaritmik (b) skala linier
Untuk pengontrolan perlu mengubah tahanan menjadi tegangan, berikut
rangkaian dasar untuk mengubah resistansi menjadi tegangan.
Gambar 14. Rangkaian uji termistor sebagai pembagi tegangan
Thermistor dengan koefisien positif (PTC, tidak baku)
Gambar 15. Termistor jenis PTC:
(a) linier (b) switching
Cara lain untuk mengubah resistansi menjadi tegangan adalah dengan
teknik
linearisasi
.
Gambar 16. Pengubah Resistansi Menjadi Tegangan Listrik
Daerah resistansi mendekati linier
Untuk teknik kompensasi temperatur menggunakan rangkaian penguat
jembatan lebih baik digunakan untuk jenis sensor resistansi karena rangkaian
jembatan dapat diatur titik kesetimbangannya
Gambar 17. Grafik temperature terhadap
f.
Dioda sebagai Sensor Temperatur
Dioda dapat pula digunakan sebagai sensor temperatur yaitu dengan
memanfaatkan sifat tegangan junction
Dimanfaatkan juga pada sensor temperatur rangkaian terintegrasi
(memiliki rangkaian penguat dan kompensasi dalam chip yang sama).
Contoh rangkaian dengan dioda sebagai sensor temperature
g. Infrared Pyrometer
Sensor inframerah
dapat pula digunakan untuk sensor temperature
Gambar 2.21. Infrared Pyrometer sebagai sensor temperatur
Memfaatkan perubahan panas antara cahaya yang dipancarkan dengan
diterima yang diterima pyrometer terhadap objek yang di deteksi.
h. Sensor Suhu Rangkaian
Terpadu (IC)
Gambar 18. Sensor Suhu
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang
merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun
terbatas dalam rentang suhu dari -550C sampai 1500C,
tetapi menghasilkan output yang sangat
linear 1 0 m V /0C .
Tabel 2. Klasifikasi
Sensor Suhu beserta karakteristik, kelemahan, dan
Kekuatannya
Sensor Optik / Cahaya
Pendahuluan
Elemen-elemen sensitive cahaya merupakan alat terandalkan untuk
mendeteksi energi cahaya.Alat ini melebihi sensitivitas mata manusia terhadap
semua spectrum warna dan juga bekerja dalam daerah-daerah ultraviolet dan infra
merah.Energi cahaya bila diolah dengan cara yang tepat akan dapat
dimanfaatkansecara maksimal untuk teknik pengukuran, teknik pengontrolan dan
teknik kompensasi. Penggunaan praktis alat sensitif cahaya ditemukan dalam
berbagai pemakaianteknik seperti halnya :
·
Tabung cahaya
atau fototabung vakum (vaccum type phototubes), paling menguntungkan digunakan
dalam pemakaian yang memerlukan pengamatan pulsa cahaya yang waktunya singkat,
atau cahaya yang dimodulasi pada frekuensi yangrelative tinggi.
·
Tabung cahaya
gas (gas type phototubes), digunakan dalam industri gambar hidup sebagai
pengindra suara pada film.
·
Tabung cahaya
pengali (multiplier phottubes), dengan kemampuan penguatan yang sangat tinggi,
sangat banyak digunakan pada pengukuran fotoelektrik dan alat-alat kontrol dan juga
sebagai alat cacah kelipan (scientillation counter).
·
Sel-sel
fotokonduktif (photoconductive cell), juga disebut tahanan cahaya (photo
resistor) atau tahanan yang bergantung cahaya (LDR-light dependent resistor),dipakai
luas dalam industri dan penerapan pengontrloan di laboratorium.
·
Sel-sel foto
tegangan (photovoltatic cells), adalah alat semikonduktor untuk mengubah energi
radiasi daya listrik. Contoh yang sangat baik adalah sel matahari (solar cell)
yang digunakan dalam teknik ruang angkasa.
Divais
Elektrooptis
Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetis (EM) yang memiliki spectrum warna yang berbeda satu sama lain.
Setiap warna dalam spectrum mempunyai energi, frekuensi dan panjang gelombang
yang berbeda.Hubungan spektrum optis dan energy dapat dilihat pada formula dan
gambar berikut.Energi photon (Ep) setiap warna dalam spektrum cahaya nilainya
adalah:
Frekuensi foton bergantung pada energi yang dilepas atau diterima saat
elektron
berpindah tingkat energinya. Spektrum gelombang optis diperlihatkan pada
gambarberikut, spektrum warna cahaya terdiri dariultra violet dengan panjang
gelombang 200sampai 400 nanometer (nm), visible adalah spektrum warna cahaya
yang dapat dilihatoleh mata dengan panjang gelombang 400 sampai 800 nm yaitu
warna violet, hijau danmerah, sedangkan spektrum warnainfrared mulai dari 800
sampai 1600 nm adalahwarna cahaya dengan frekuensi terpendek.
Gambar 4.1. Spektrum Gelombang EM
Densitas daya spektral cahaya adalah:
Gambar 4.2. Kurva Output Sinyal Optis
Sumber-sumber
energi photon:
Bahan-bahan yang dapat dijadikan sumber energi selain mata hari adalah
antara lain:
·
Incandescent
Lamp yaitu lampu yang menghasilkan energi cahaya dari pijaran filament
bertekanan tinggi, misalnya lampu mobil, lampu spot light, lampu flashlight.
·
Energi Atom,
yaitu memanfaatkan loncatan atom dari valensi energi 1 ke level energi
berikutnya.
·
Fluorescense,
yaitu sumber cahaya yang berasal dari perpendaran bahan fluorescence yang
terkena cahaya tajam. Seperti Layar Osciloskop
·
Sinar LASER
adalah sumber energi mutakhir yang dimanfaatkan untuk sebagai cahaya dengan
kelebihannya antara lain :monochromatic (cahaya tunggal atau membentuk garis
lurus), coherent (cahaya seragam dari sumber sampai ke bebansama), dan
divergence (simpangan sangat kecil yaitu 0,001 radians).
Photo
Semikonduktor
Divais photo semikonduktor memanfaatkan efek kuantum pada junction, energy
yang diterima oleh elektron yang memungkinkan elektron pindah dari ban valensi
ke ban konduksi pada kondisi bias mundur.
Bahan semikonduktor seperti Germanium (Ge) dan Silikon (Si) mempunyai
4buah electron valensi, masing-masing electron dalam atom saling terikat
sehinggaelectron valensi genap menjadi 8 untuk setiap atom, itulah sebabnya
kristal silicon memiliki konduktivitas listrik yang rendah, karena setiap
electron terikan oleh atom-atom yang beradadisekelilingnya.Untukmembentuksemikonduktortipe
P padabahantersebutdisisipkanpengotordariunsuregolonganIII,sehinggabahantersebutmenjadilebihbermuatanpositif,karenaterjadikekosonganelectron
pada struktur kristalnya. Bila semikonduktor jenis N disinari cahaya, maka
elektron yang tidak terikat pada struktur kristal akan mudah lepas. Kemudian
bila dihubungkan semikonduktorjenis P dan jenis N dan kemudian disinari cahaya,
maka akan terjadi beda tegangandiantara kedua bahan tersebut. Beda potensial
pada bahan silikon umumnya berkisarantara 0,6 volt sampai 0,8 volt.
Gambar 4.3. Konstruksi Dioda Foto (a) junction harus dekat permukaan (b)
lensa untukmemfokuskan cahaya (c)
rangkaian dioda foto
Ada beberapa karakteristik dioda foto yang perlu diketahui antara lain:
·
Arus
bergantung linier pada intensitas cahaya
·
Respons
frekuensi bergantung pada bahan (Si 900nm, GaAs 1500nm, Ge 2000nm)
·
Digunakan
sebagai sumber arus
·
Junction
capacitance turun menurut tegangan bias mundurnya
·
Junction
capacitancemenentukan respons frekuensi arus yang diperoleh
Gambar 4.4. Karakteristik Dioda Foto (a) intensitas cahaya (b) panjang
gelombang (c) reverse voltage vs arus
dan (d) reverse voltage vs kapasitansi
Rangkaian
pengubah arus ke tegangan
Untuk mendapatkan perubahan arus
ke tegangan yang dapat dimanfaatkan maka
dapat dibuat gambar rangkaian seperti berikut yaitu dengan memasangkan
resistor dan op-amp jenis field effect transistor.
Gambar 4.5. Rangkaian pengubah arus ke tegangan
Sensor optik atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya
dari
sumber cahaya, pantulan cahaya, ataupun bias cahaya yang mengenai benda
atau
ruangan.Beberapa sensor cahaya diantaranya: Foto Listrik, Fotofoltaic, Fotodioda, LDR,
Foto Transistor.
a.
Foto Listrik
Gambar 19. (a) Konstruksi (b) Rangkaian Uji
Dapat digambarkan karakteristik dari fotolistrik sebagai berikut:
Gambar 20. Kurva Karakteristik
Perhatikan bahwa untuk tegangan diatas 20 volt arus keluaran hampir
tidak bergantung pada tegangan yang diberikan tetapi tergantung dari intensitas
cahaya yang masukmelalui tabung, arus keluaran
biasanya dalam orde mikroAmpere
dengan demikian tabungcahaya dihubungkan
ke penguat arus guna menghasilkan suatu keluaran yang bermanfaat,transduser ini
dapat mengubahintensitas cahaya menjadi arus listrik. Arus listrik yang
terjadiberbanding lurus dengan intensitas cahaya yang masuk.
b.
Fotovoltaic atau sel solar
|
Fotovoltaik (PV)
adalah sektor teknologi dan penelitian
yang berhubungan dengan aplikasi panel surya untuk energi dengan mengubah
sinar Matahari menjadi listrik. Karena permintaan yang terus meningkat
terhadap sumber energi bersih, pembuatan panel surya dan kumpulan fotovoltaik
telah meluas secara dramatis dalam beberapa tahun belakangan
ini.
Produksi fotovoltaik telah berlipat setiap dua tahun, meningkat
rata-rata 48 persen tiap tahun sejak 2002, menjadikannya teknologi energi
dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pada akhir 2007, menurut data awal,
produksi global mencapai 12.400 megawatt. Secara kasar, 90% dari kapasitas
generator ini meliputi sistem listrik terikat. Pemasangan seperti ini
dilakukan di atas tanah (dan kadang-kadang digabungkan dengan pertanian dan
penggarapan) atau dibangun di atap atau
dinding bangunan, dikenal sebagai Building Integrated
Photovoltaic atau
BIPV.
|
Fotovoltaic adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar
langsung menjadi energi listrik.
Sel solar silikon
yang modern pada dasarnya adalah
sambungan PN dengan
lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada
lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N,
jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar
matahari penuh.
Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaic adalah sebanding
dengan frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin
kearah warna cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya
intensitas listrik akan berpengaruh terhadap arus listrik. Bila foto voltaik
diberi beban maka arus listrik dapat dihasilkan adalah tergantung dari
intensitas cahaya yang mengenai permukaan semikonduktor.
Gambar 21. Pembangkitan tegangan pada Foto volatik
Berikut karakteristik dari foto voltaik berdasarkan hubungan antara intensitas cahaya dengan
arus dan tegangan yang dihasilkan.
|
Gambar 22. (a) & (b) Karakteristik Intensitas vs Arus dan Tegangan
dan (c) Rangakain penguat tegangan.
Gambar 23. Cahaya pada sel fotovoltaik menghasilkan tegangan
c.Fotodioda
Salah satu transduser yang dapat dihunakan untuk mendeteksi intensitas
cahaya dan mempunyai sifat yang linier adalah fotodioda. Disebut fotodioda
karena ada dua kaki (dioda) dan arus mengalir padanya dengan mudah dalam satu
arah dan sulit dalam arah yang lain. Kedua aliran arus pada arah yang sulit
dapat berubah dengan adanya perubahan intensitas cahaya.
Simbol untuk dioda, arah aliran arus yang mudah (bias maju) dan arah
alran sukar
(bias mundur) diperlihatkan pada gambar 23.
|
Fotodioda
Fotodioda adalah jenis diode yang berfungsi mendeteksi cahaya.
Fotodioda merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran
cahaya menjadi besaran listrik.
Fotodioda merupakan sebuah dioda dengan sambungan pn yang dipengaruhi
cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh fotodioda ini mulai
dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.
Aplikasi fotodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara
otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang
medis.
|
Gambar 24. Sifat fotodioda
Hal yang penting untuk diperhatikan ketika Photodioda dibias terbalik
arus berbanding lurus dengan intensitas cahaya apabila beda potensial ditahan
konstan, karakteristik seperti
ini sangat penting untuk diperhatikan. Karakteristiknya dapat
ditunjukkan seperti pada gambar 24.
Gambar 25 Karakteristik Photodioda.
Arus bias terbalik sangatlah kecil dan berubah sesuai dengan tingkat
pencahayaan, dari ekitar 1 nanoamp ditempat gelap (nA atau 10-9A) sampai
sekitar 1 miliamp (mA atau 10-3A) di tempat terang.
|
Gambar 26. Penguat Photodioda
Tegangan keluaran Vout = I x R
I adalah arus bias mundur fotodioda
R nilai resistor umpan balik
c.
LDR
LDR kepanjangan dari
Light Dependen Resistor, sebuah transduser yang resistansinya dipengaruhi oleh
cahaya, di tempat yang gelap resistansinya tinggi dalam orde mega ohm atau
lebih, ditempat yang terang resistansinya menurun hingga kurang dari 1000 Ohm (1
kOhm). Istilah lain dari LDR adalah fotosel, symbol dan karakteristiknyadapat
ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Gambar 27. Simbol fotosel
Gambar 28.Grafik resistansi fotosel terjadap intensitas cahaya.
Untuk mengolah sinyal keluaran dari LDR ini dapat menggunakan pembagi
tegangan atau jembatan wheatstone.
Gambar 29. Pengolah sinyal keluaran LDR dengan pembagi tegangan
Dari gambar di atas, tegangan di basis pada resistor adalah:
d.
Photo Transistor
Sama halnya dioda foto, maka
transistor foto juga dapat dibuat sebagai sensor
cahaya. Teknis yang baik adalah dengan menggabungkan dioda foto dengan
transistor foto dalam satu rangkain.
·
Karakteristik
transistor foto yaitu hubungan arus, tegangan dan intensitas foto
·
Kombinasi
dioda foto dan transistor dalam satu chip
·
Transistor
sebagai penguat arus
·
Linieritas dan
respons frekuensi tidak sebaik dioda foto
Gambar 4.6. Karakteristik transistor foto, (a) sampai (d) rangkaian uji
transistor foto
loading...











































Comments
Post a Comment