loading...
Gambar 3.1 Skema Sistem Elektrode Kaca
(Sumber)
Prinsp kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektroda kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur
jumlah ion H3O+ di dalam larutan. Ujung electrode kaca
adalah lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau
plastic memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCL (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCL, terendam sebuah kawat electrode panjang berbahan
perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstantanya
jumlah larutan HCl pada system ini membuat electrode Ag/AgCl memiliki nilai
potensial stabil.
Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb
kaca yang memilki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan
terukur. Kaca terusun atas molekul silicon dioksida dengan sejumlah ikatan
logam alkali. Pada saat bulb kaca ini
terekspos air, ikatan SiO akan terprontonasi membentuk membrane tpis HSiO+
sesuai dengan reaksi berikut :
SiO + H3O+ HSiO+ + H2O
Gambar 3.2 Proses Pertukaran Ion H+
(Sumber)
Seperti pada ilustrasi di atas bahwa pada permukaan bulb terbentuk semacam
lapisan “gel” sebagai tempat pertukaran ion H+. Jika larutan
bersifat asam, maka ion H+ akan terikat ke permukaan bulb. Hal ini menimbulkan muatan positif
terakumulasi pada lapisan “gel”. Sedangkan jika larutan bersifat basa, maka ion
H+ dari dinding bulb terlepas untuk bereaksi dengan larutan tadi.
Hal ini menghasilkan muatan negative pada dinding bulb.
Pertukaran ion hydronium (H+) yang terjadi antara permukaan bulb kaca dengan larutan sekitarnya
inilah yang menjadi kunci pengukuran jumlah ion H3O+ di
dalam larutan. Kesetimbangan pertukaran ion yang terjadi di antara fase dinding
kaca bulb dengan larutan,
menghasilkan beda potensial di antara keduanya.
Edinding kaca/larutan |RT/2,303F loga(H3O+)|……………….Eq.1
Dimana R adalah konstanta molar gas (8.314 J/mol K), T untuk temperature (Kelvin), F adalah
konstanta Faraday 96485.3 C/mol, 2.303 adalah angka konversi antara logaritma
alami dengan umum, dan a(H3O+) adalah aktivitas dari
hydronium (bernilai rendah jika konsentrasinya rendah). Pada temperatur 250C
nilai dari RT/2.303F mendekati angka
59.16 mV. Angka 59.16 mV ini menjadi bilangan penting karena pada suhu konstan larutan
250C, setiap perubahan 1 satuan pH, terjadi perubahan beda potensial
electrode kaca sebesaar 59.16 mV.
Perhitungan nilai aktivitas hidronium (a(H3O+))
pada persamaan di atas memiliki rentang yang sangat lebar yakni antara 10
hingga 10-15 mol/dm3. sehingga untuk meringkas persamaan,
maka lahirlah pH dengan persamaan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Kurva Perubahan pH Dengan Beda Potensial
Tanda negative adalah untuk membuat sesuatu nilai pH dari berbagai larutan,
kecuali larutan yang bersifat sangat ekstrim asam, menjadi bernilai positif.
Seperti yang telah kita bahas diatas, bulb
kaca berisi larutan HCL yang merendam sebuah elektroda perak. HCl ini
memiliki pH konstan karena ia berada pada system yang terisolasi. Karena pH
konstan inilah maka ia menciptakan beda potensial yang konstan pada temperature
yang konstan pula.sebut saja potensial tersebut E’, maka persamaan (Eq.1) diatas bersama dengan persamaan (Eq.2)
didapatkan persamaan beda potensial total dari electrode kaca:
Eelektrode
kaca = E’ – RT/2.303F pH……………..Eq.3
Gambar 3.4 Elektroda kaca
Pada sebah system pH meter secara keseluruhan, selain terdapat electrode
kaca juga terdapat elektroda referensi. Kedua elektroda tersebut sama-sama
terendam ke dalam media ukur yang sama. Elektroda referensi digunakan untuk
menciptakan pH yang valid, elektroda referensi harus memiliki nilai potensial
stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang diukur.
Seperti halnya elektroda kaca, didalam elektroda referensi juga digunakan
larutan HCl (elektrolit) yang merendam elektroda kecil Ag/AgCl. Pada ujung
elektroda referensi terdapat liquid
junction berupa bahan keramik sebagai tempat pertukaran ion antara
elektrolit dengan larutan terukur, pertukaran ion ini dibutuhkan untuk
menciptakan aliran listrik sehingga pengukuran potensiometer (pH meter) dapat
dilakukan.
Gambar 3.5 Rangkaian Elektrode Kaca dan Elektrode Referensi Pada pH Meter
Elektroda referensi memiliki nilai potensial yang konstan, sehingga
persamaan rangkaian potensiometer secara keseluruhan dapat ditulis sebagai
berikut:
E = Eelektrode
referensi + Eelektrode kaca ...... Eq. 4
Dengan memasukan persamaan (Eq.3) ke dalam
persamaan di atas, didapatkan persamaan dasar perhitungan pH.
E = Eelektrode referensi
+ E' - RT/2,303F pH ...... Eq. 5
Gambar 3.6 Pengaruh Perubahan Temperatur Terhadap Pengukuran pH
Gambar 3.7 Diagram Sederhana pH Meter
Pengukuran pH sangat dipengaruhi oleh temperature larutan. Oleh karena itu
diperlukan sensor temperature (thermoprobe)
pada rangkaiaan pH meter. Pembacaan temperature tersebut menjadi input
perhitungan pH yang dilakukan oleh microprocessor.
loading...
Comments
Post a Comment