Skip to main content

Posts

Showing posts with the label PHISICS (FISIKA)

Hukum II Newton

è   Hukum II Newton Dari Hukum I Newton kita ketahui bahwa gaya total yang bekerja pada benda bisa menimbulkan percepatan pada benda, yang ditandai dengan bergeraknya benda dari keadaan diam. Yang menjadi pertanyaan kita barangkali adalah berapakah besarnya percepatan a yang dihasilkan oleh sebuah gaya F pada sebuah benda bermassa m? untuk mengetahui jawabannya, kita bisa melakukan 2 percobaan mengukur percepatan benda jika massanya bervariasi dan jika gayanya bervariasi berikut ini. Pada percobaan, di mana massa benda kita buat bervariasi, gaya yang menarik benda (beban) kita pertahankan tetap nilainya. Diagram dari percobaan ini tampak pada gambar (3). Dalam percobaan ini, kita memvariasikan nilai m, sedangkan beban M yang bertindak sebagai gaya tarik harus tetap. Gambar 3 . Diagram percobaan untuk menyelidiki pengaruh massa benda pada percepatan. Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa, percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Hasil ini sesuai deng

HUKUM NEWTON 1

HUKUM NEWTON a)       Hukum I Newton (Hukum Kelembaman) Pada dasarnya setiap benda bersifat lembam. Ini berarti bahwa benda itu mempunyai sifat mempertahankan keadaannya. Bila benda itu sedang bergerak, maka benda itu bersifat “ingin” bergerak terus. Demikian pula, bila benda itu tidak bergerak, maka benda itu bersifat mempertahankan keadaannya, baik benda itu diam maupun bergerak. Sifat lembam itu dapat dijelaskan dengan gejala-gejala berikut: Contoh 1, Hukum I Newton : Contoh 1, Hukum I Newton: Gambar 1 . Contoh 1 hukum I Newton Dua buah anak timbangan yang sama masing-masing digantungkan pada sebuah timbangan dengan seutas benang sejenis dan sama tebalnya. Di bagian bawah masing-masing anak timbangan itu diikatkan pula seutas benang. (gambar 1) Apakah yang terjadi bila benang nomor (2) ditarik ke bawah kuat-kuat dengan sekali hentakan saja? Karena sifat lembam anak timbangan itu, benang nomor (2) itulah yang utus. Dengan sekali hentakan benang itu tidak c

GERAK MELINGKAR

GERAK MELINGKAR Dapatkah suatu benda bergerak dipercepat bila kelajuannya konstan? Ya, karena kecepatan merupakan besaran vektor, seperti halnya perubahan kelajuan, berarti bahwa ada perubahan kecepatan, demikian juga perubahan arah berarti ada perubahan kecepatan. Anggaplah sebuah benda bergerak dengankelajuan tetap. Gambar 1. “ merry go around Gambar 1 menunjukkan seorang yang sedang mengendarai “merry go around yang sedang bergerak dengan kelajuan tetap. Orang tersebut bergerak melingkar beraturan. Demikian juga pakaian yang sedang berputar dalam mesin cuci. Gerak melingkar beraturan adalah gerakkan suatu benda atau titik massa dengan kelajuan konstan mengelilingi suatu lingkaran yang memiliki jari-jari sama. Seperti pada Gambar 2, seorang anak menaiki kuda pada komidi putar dalam gerak melingkar beraturan. Gambar 2. Komedi putar 1)       Melukiskan Gerak Melingkar Kedudukan sebuah benda terhadap pusat lingkaran di beri simbol dengan

GLB ( Gerak Lurus Beraturan)

a)       Hubungan Jarak, Kecepatan, dan Selang Waktu GLB Di jalan tol yang lurus dan datar mungkin kelajuan mobil dapat diusahakan tetap atau gerak pesawat terbang pada ketinggian tertentu akan memiliki kecepatan tetap. Kedua contoh tadi adalah contoh dari gerak lurus beraturan (GLB), lintasan benda berupa garis lurus dan arah gerak selalu tetap sehingga perpindahan dapat diganti dengan jarak dan kelajuan tetap dapat diganti dengan kecepatan tetap. Sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan tetap akan menempuh jarak yang sama untuk selang waktu ?t yang sama. Jadi dengan kata lain jarak sebanding dengan selang waktu, secara matematis dapat ditulis: S = v . t Misalnya mobil berjalan dengan kecepatan tetap 10 m/s maka tiap detik mobil akan menempuh jarak 10 m, seperti yang ditunjukkan pada tabel2. Tabel 2. Pengamatan terhadap mobil yang bergerak. Dari data pada tabel 2. dapat dibuat grafik jarak terhadap waktu seperti gambar 5. Gambar 5 . Grafik jarak terh

GERAK LURUS

GERAK LURUS Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar kata “gerak” seperti mobil bergerak, gerakan penari, gerakan pelari, dan lain-lain. Suatu benda dikatakan bergerak bila kedudukannya berubah terhadap acuan tertentu. Misalnya anda duduk di tempat tunggu terminal dan melihat bus A bergerak meninggalkan terminal. Terminal anda tentukan sebagai acuan, maka bus A dikatakan bergerak terhadap terminal. Penumpang bus A tidak bergerak terhadap bus A, karena kedudukan penumpang tersebut setiap saat tidak berubah terhadap bus A. Setelah bus berjalan di jalan raya maka suatu saat bus akan berbelok ke kanan, berjalan lurus lagi, belok ke kiri, kemudian lurus lagi dan seterusnya. Jalan yang dilalui bus yang bergerak disebut “lintasan”. Lintasan dapat berbentuk lurus, melengkung, atau tak beraturan. Dalam hal ini akan   dibahas mengenai gerak suatu benda dengan lintasan lurus atau dinamakan “gerak lurus”. Karena gerak lurus merupakan gerak benda pada lintasan lurus, maka keduduka

SISTEM SATUAN DAN PENGUKURAN

SISTEM SATUAN DAN PENGUKURAN a)             Besaran dan Satuan Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa. Diskusikan dengan teman-temanmu, mungkinkah suatu besaran nonfisis suatu saat akan menjadi besaran fisis? Berilah penjelasan! Dahulu orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya jari, hasta, kaki, jengkal, dan depa. Namun satuan-satuan tersebut menyulitkan dalam komunikasi, karena nilainya berbeda-beda untuk setiap orang. Satuan semacam ini disebut satuan tak baku. Untuk kebutuhan komunikasi, apalagi untuk kepentingan ilmiah, pengukuran harus men